Berita Terbaru

“Saat Guru Menjadi Murid: Kukar Siapkan Transformasi Pembelajaran Dasar yang Lebih Bermakna” Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka

DI TENGAH sisa-sisa hari yang mulai meredup pada Rabu 9 April 2025, gema demokrasi masih bergaung—gema yang terpancar dari raut wajah penuh keyakinan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kukar nomor urut 3, Dendi Suryadi dan Alif Turiadi. Usai mengikuti debat publik Pemungutan Suara Ulang (PSU) yang dihelat pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK), keduanya menyampaikan pernyataan yang sarat makna, menguatkan tekad mereka untuk membangun Kukar yang lebih adil dan sejahtera.

Debat publik, bagi Dendi Suryadi, bukanlah sekadar ajang adu gagasan, melainkan bagian tak terpisahkan dari nadi demokrasi. Ia melihatnya sebagai jembatan emas yang menghubungkan para calon pemimpin dengan hati nurani rakyat. “Ini rangkaian penting dalam demokrasi kita,” ujarnya, suaranya beresonansi dengan kehangatan yang menyiratkan keteguhan hati. “Debat memberikan ruang terbuka bagi masyarakat untuk memilih pemimpin mereka. Visi, misi, dan gagasan sudah kami sampaikan. Saya harapkan masyarakat Kukar memilih dengan cerdas dan hati nurani, memilih pemimpin yang berangkat dari niat baik.”

Namun, Dendi mengingatkan agar masyarakat tidak hanya terlena oleh janji-janji manis yang seringkali menghiasi kampanye politik. Lebih dari itu, ia mengajak warga Kukar untuk memperhatikan rekam jejak dan karya nyata para calon. “Teliti rekam jejak dan karyanya pada masa lalu,” tegasnya, “karena itu sangat berkaitan dalam membangun Kukar yang adil dan sejahtera,” ucap Dendi.

Sorotan tajam Dendi tertuju pada ketidakmerataan pembangunan di Kukar, padahal daerah ini dikaruniai kekayaan alam yang melimpah dan APBD yang tinggi. “Kukar memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa, dan APBD kita sangat tinggi. Tapi kenyataannya pembangunan belum merata. Apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan akan kami evaluasi dan perbaiki,” ungkapnya, menunjukkan keseriusan untuk menangani persoalan ini.

Ketika disinggung soal target kemenangan, Dendi menjawab dengan kepercayaan diri yang terpancar dari tatapan matanya. Namun, ia tetap mengutamakan prinsip dan ketaatan. “Target kemenangan sebesar-besarnya di tiap TPS. Kemarin kami baru pemanasan. Kita taat kepada aturan, taat kepada Allah, dan setia kepada masyarakat. Soal urusan pengadilan, kami ikuti, dan begitulah akibatnya,” ucapnya, menyinggung proses hukum yang telah dilalui.

Ia juga menekankan pentingnya pemerintahan yang bersih sebagai pondasi pembangunan yang berkelanjutan. “Kita berangkat dengan optimisme dan antusiasme masyarakat yang ingin perubahan, pemerintahan yang bersih dari praktik korupsi dan nepotisme. Hal-hal inilah yang membuat teori pembangunan dapat berjalan,” ujarnya.

Senada dengan Dendi, Alif Turiadi menambahkan bahwa memilih pemimpin bukan sekadar memilih popularitas, melainkan memilih integritas dan rekam jejak. “Kita memilih seorang pemimpin itu berarti memilih figur. Berarti memilih rekam jejaknya. Insya Allah, Pak Dendi, mantan Jenderal TNI, dan saya, anggota dewan dua periode, akan memberikan yang terbaik bagi Kukar,” tegasnya, menunjukkan keyakinan dan komitmen untuk melayani rakyat Kukar.

Di penghujung hari, pasangan Dendi-Alif berdiri tegak, membawa semangat perubahan dan tekad untuk membangun Kukar menjadi daerah yang lebih baik. Langkah mereka kini menanti putusan akhir dari proses demokrasi, dengan harapan agar suara rakyat Kukar akan terdengar nyaring dan menentukan arah masa depan daerah ini. (kaz)