
TENGGARONG-Pemerintah Kecamatan Tenggarong, kabupaten Kutai Kartanegara telah menyusun peta pembangunan tahun 2025 dengan menitikberatkan pada dua hal yaitu konektivitas antarwilayah dan penguatan keterampilan ekonomi masyarakat.
Dua agenda besar itu diyakini akan menjadi fondasi penting dalam menumbuhkan kemandirian dan ketahanan masyarakat di bawah kepemimpinan Camat Tenggarong, Sukono.
Dalam keterangannya kepada media ini, Rabu, 23 April 2025, Sukono menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai tulang punggung konektivitas antar kelurahan dan desa di wilayah Kecamatan Tenggarong.
“Ada infrastruktur, jaringan irigasi, jaringan listrik, dan pertanian dalam arti luas,” ujarnya.
Salah satu fokus utama yang segera direalisasikan adalah pelebaran dan perbaikan jalan protokol serta akses utama. Jalan-jalan itu selama ini menjadi titik rawan banjir ketika hujan deras mengguyur.
Perbaikan tidak hanya sebatas tambal sulam, tetapi menyeluruh hingga ke sistem drainase dan saluran air.
“Selain memperbaiki irigasi dan drainase di sekitar Kecamatan Tenggarong, kami juga fokus pada pembangunan jalan yang menghubungkan wilayah, seperti Lapak Lambur dan Bendang,” kata Sukono.
Menurutnya, pembangunan konektivitas ini akan memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung pengembangan sektor pertanian, sebagaimana arahan Bupati Kutai Kartanegara.
“Ini sangat penting untuk menunjang ketahanan pangan dan mendukung sektor pertanian sesuai arahan Bupati Kukar,” tambahnya.
Namun, pembangunan fisik bukan satu-satunya perhatian utama. Sukono menyadari bahwa pembangunan manusia adalah investasi jangka panjang yang tak kalah strategis.
Oleh karena itu, pihak kecamatan juga menggencarkan program peningkatan keterampilan ekonomi warga.
Pelatihan untuk berbagai kelompok masyarakat, seperti pemuda, ibu rumah tangga, hingga pelaku usaha kecil, menjadi agenda tahunan yang rutin digelar.
Kecamatan Tenggarong menggandeng sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar.
“Kami berkolaborasi dengan OPD terkait dalam menyelenggarakan program pelatihan setiap tahunnya,” ujar Sukono.
Beberapa jenis pelatihan yang direncanakan di antaranya adalah pelatihan home industry yang diselenggarakan dua kali setahun.
Fokusnya bukan hanya pada produksi makanan rumahan, tetapi juga aspek pemasaran dan pengemasan agar produk lokal mampu bersaing di pasar lebih luas. Selain itu, ada pula pelatihan satpam untuk remaja, yang ditujukan untuk membuka akses lapangan kerja baru.
“Tahun ini, program tersebut masih dalam tahap perencanaan,” imbuh Sukono, menegaskan bahwa pelatihan berbasis kebutuhan masyarakat akan terus menjadi prioritas.
Langkah ini, menurut Sukono, sejalan dengan visi pembangunan daerah yang bukan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan kesejahteraan hingga ke tingkat bawah. Ia menyebut pembangunan infrastruktur dan pelatihan keterampilan sebagai dua sayap penting untuk membawa perubahan nyata di tengah masyarakat.
“Pembangunan infrastruktur yang ditargetkan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan masyarakat, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kukar,” katanya.
Dengan sinergi antara pemerintah kecamatan dan OPD terkait, Sukono berharap program-program tahun 2025 mampu menciptakan lingkungan yang lebih baik, produktif, dan berdaya saing. (adv/mat)