Berita Terbaru

Dispora Kukar Perkuat Regenerasi Pramuka Lewat Seleksi Berprestasi Panen Jagung Serentak di Desa Makarti, Wujud Nyata Kolaborasi Dukung Ketahanan Pangan Desa Batuah Resmi Menyandang Predikat “Desa Cantik”, Edi Damansyah Dorong Tata Kelola Pembangunan Berbasis Data
Camat Muara Muntai, Mulyadi / Perspektif.info

TENGGARONG —PERSPEKTIF.INFO- Banjir akibat luapan Sungai Mahakam kembali melanda Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam dua hari terakhir. Air yang mulai merambat sejak awal pekan kini telah merendam puluhan rumah warga dan mengganggu aktivitas harian masyarakat.

Camat Muara Muntai, Mulyadi, mengonfirmasi bahwa hampir seluruh wilayah desa terdampak banjir. Total terdapat 94 rumah dari 106 kepala keluarga (KK) yang dilaporkan terendam.

“Rumah yang terdampak dan terendam banjir ada 94 rumah dari 106 KK,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (2/5/2025).

Mulyadi menjelaskan bahwa tingginya curah hujan di kawasan hulu Sungai Mahakam menjadi pemicu utama naiknya debit air sungai. Luapan air yang melampaui batas tanggul perlahan menggenangi permukiman warga.

Merespons kondisi tersebut, pihak kecamatan bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama Dinas Sosial Kabupaten Kutai Kartanegara untuk menyalurkan bantuan darurat. Logistik berupa sembako dan kebutuhan pokok telah mulai didistribusikan ke rumah-rumah terdampak sejak Kamis (1/5).

“Mudah-mudahan banjir ini cepat surut dan debit air tidak kembali naik, karena beberapa hari terakhir mulai ada penurunan,” kata Mulyadi, seraya mengimbau warga tetap siaga dan segera melapor jika terjadi kondisi darurat.

Langkah cepat itu turut mendapat apresiasi dari Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur. Ia menilai koordinasi yang solid antara pihak desa, kecamatan, dan instansi terkait menjadi faktor utama percepatan distribusi bantuan.

“Alhamdulillah, kemarin data yang kami kirim langsung ditanggapi cepat oleh kecamatan dan dinas. Bantuan berupa sembako pun segera sampai ke warga,” ujarnya.

Hingga Jumat sore, pemerintah desa bersama pihak kecamatan masih melakukan pemantauan rutin terhadap perkembangan situasi. Meski debit air menunjukkan tren penurunan, potensi hujan di wilayah hulu tetap menjadi perhatian serius.

“Kami berharap situasi segera normal agar warga bisa kembali menjalankan aktivitas seperti biasa,” tutup Arifadin. Adv (RL)