
TENGGARONG-Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi desa dengan mengirimkan delegasi ke ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2025.
Kegiatan tahunan yang mempertemukan berbagai inovator desa dari seluruh kabupaten dan kota di Kaltim ini diselenggarakan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyampaikan bahwa seluruh kategori lomba dalam ajang TTG tahun ini tengah memasuki tahap penting, yaitu proses penilaian oleh para juri yang dilakukan secara serentak pada hari Jumat. “Hari Jum’at ini seluruh kategori dinilai. Harapan kita untuk berpartisipasi juga bisa mendapatkan yang terbaik,” tuturnya.
Lebih lanjut, Arianto menjelaskan bahwa peserta yang dikirimkan DPMD Kukar dalam ajang TTG setiap tahunnya bisa berbeda-beda. Namun, pihaknya tetap mempertimbangkan untuk mengikutsertakan peserta yang pernah berpartisipasi sebelumnya, khususnya jika mereka menunjukkan perkembangan inovasi yang signifikan dari tahun ke tahun.
“Tiap tahunnya berbeda-beda kecuali ada peningkatan inovasinya atau Posyanteknya bisa kita ikutkan. Tapi kalau ada nanti yang lebih bagus lagi kita ikutkan yang lebih bagus tersebut,” jelasnya, Jumat (02/05/2025).
Proses seleksi untuk menentukan siapa yang akan mewakili Kukar dalam ajang TTG Kaltim dilakukan dengan cukup ketat. Menurut Arianto, seleksi ini merupakan bagian penting untuk memastikan bahwa yang dikirim benar-benar merupakan inovator terbaik yang dapat bersaing secara maksimal di tingkat provinsi.
Salah satu peserta yang terpilih berasal dari Desa Lung Anai. Inovasi yang dibawa adalah produk olahan makanan berbasis kakao, yakni coklat. Arianto optimistis bahwa inovasi dari desa tersebut akan mencuri perhatian para juri karena keunikan dan nilai tambah yang dimilikinya.
“Saya yakin coklat Lung Anai ini akan mendapatkan hasil yang baik karena memang setahu saya di Kaltim untuk pengolahan kakao jadi produk turunan berupa cokelat cuman ada di desa Lung Anai,” ujar Arianto.
Ia juga mengungkapkan bahwa meskipun di wilayah lain seperti Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) banyak terdapat kebun kakao, namun sebagian besar petaninya hanya menjual biji kakao mentah tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut. Hal ini menjadikan inovasi dari Desa Lung Anai memiliki nilai lebih yang menonjol dalam ajang TTG kali ini. “Saya sudah diskusi dengan teman-teman dari Mahulu, Kubar, banyak kebun kakaonya cuman yang mereka jual hanya bijinya saja. Ini jadi nilai lebih untuk perwakilan kita,” kata Arianto. (adv/mti)