Berita Terbaru

Dispora Kukar Perkuat Regenerasi Pramuka Lewat Seleksi Berprestasi Panen Jagung Serentak di Desa Makarti, Wujud Nyata Kolaborasi Dukung Ketahanan Pangan Desa Batuah Resmi Menyandang Predikat “Desa Cantik”, Edi Damansyah Dorong Tata Kelola Pembangunan Berbasis Data

TENGGARONG —PERSPEKTIF.INFO- Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menegaskan pentingnya intervensi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai kunci utama dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di daerahnya. Masa tersebut, yang mencakup sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun, disebut sebagai periode emas sekaligus masa paling rawan terjadinya stunting.

“Hal utama yang harus menjadi perhatian dalam penanganan stunting adalah 1.000 HPK. Ini adalah masa krusial, di mana stunting bisa dicegah atau bahkan dikoreksi,” ujar Edi saat kegiatan di Tenggarong, Rabu (14/5/2025).

Edi menekankan bahwa intervensi pada masa ini akan berdampak signifikan terhadap kualitas tumbuh kembang anak. Pemerintah Kabupaten Kukar pun menunjukkan hasil positif dalam penanganan stunting, dengan prevalensi yang terus menurun dari 27,1 persen pada 2022, menjadi 17,6 persen pada 2023, dan kembali turun ke angka 14,6 persen di tahun 2024.

Dalam kesempatan berbeda, saat meresmikan Posyandu Anggrek Kuning di Desa Sebulu Ulu, Kecamatan Sebulu, Edi kembali menekankan peran penting pos pelayanan terpadu (posyandu) sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting.

“Posyandu adalah sarana efektif untuk deteksi dini stunting. Kader-kader posyandu rutin memberikan edukasi, sosialisasi, hingga pemantauan tumbuh kembang anak di masyarakat,” tegasnya.

Melalui posyandu, Pemkab Kukar juga mendorong peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh, termasuk bagi ibu hamil, bayi, balita, remaja, hingga lanjut usia. Peresmian posyandu baru, lanjut Edi, merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat pelayanan kesehatan dasar di tingkat desa.

“Sekarang bangunan posyandu sudah baru. Saya ingin semangatnya juga baru—semangat dalam pelayanan, semangat dalam melayani masyarakat,” ucapnya.

Edi pun meminta seluruh kepala desa untuk memberi perhatian lebih terhadap keberadaan posyandu di wilayah masing-masing. Ia tidak ingin mendengar ada posyandu yang terbengkalai karena kurang dukungan.

“Kepala desa harus pastikan kader-kader aktif dan posyandu berjalan dengan baik. Ini bukan sekadar fasilitas, tapi ujung tombak kesehatan masyarakat,” tandasnya. Adv (RL)