Berita Terbaru

Kukar Perangi Sampah Plastik: Tiga Tahun Komitmen Nyata DPU Kukar Akan Benahi Kawasan Pujasera Tenggarong DPMD Kukar Jamin Transparansi dan Profesionalisme Rekrutmen Perangkat Desa

TENGGARONG – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara, Thauhid Afrilian Noor, mengingatkan seluruh satuan pendidikan agar tidak menjadikan kegiatan perpisahan siswa sebagai ajang yang membebani orang tua secara finansial.

Dalam pernyataannya, Thauhid menegaskan bahwa pelaksanaan acara perpisahan boleh dilakukan, namun harus berlandaskan prinsip kesederhanaan dan bersifat sukarela. Ia menggarisbawahi bahwa kegiatan tersebut jangan sampai berubah menjadi kewajiban yang menuntut pungutan tinggi.

“Perpisahan itu sah-sah saja, tapi tidak boleh mewajibkan siswa atau orang tua untuk mengeluarkan biaya besar. Sudah dua tahun lalu kami sampaikan bahwa pembelian buku dan pungutan semacam itu tidak diperbolehkan,” ujarnya tegas.

Thauhid menyoroti tren perpisahan sekolah yang dinilai berlebihan, mulai dari penyewaan gedung mewah, pertunjukan seni berbiaya tinggi, hingga program studi tur yang mahal. Ia menilai kegiatan seperti itu berisiko menciptakan kesenjangan sosial di kalangan siswa. “Kita tidak ingin ada siswa merasa terpinggirkan hanya karena tidak mampu membayar. Ini harus jadi perhatian bersama. Empati sosial dalam pendidikan sangat penting,” kata Thauhid.

Ia juga mengusulkan agar penampilan seni siswa tidak hanya difokuskan pada momen perpisahan. Sebagai alternatif, sekolah didorong untuk menggelar agenda seni secara berkala guna menyalurkan bakat dan kreativitas siswa. “Kalau mau menampilkan anak-anak menari atau bermain musik, tidak harus menunggu perpisahan. Buat saja program triwulan, agar potensi mereka terus diasah tanpa harus menunggu seremoni tahunan,” tambahnya.

Lebih jauh, Thauhid menyayangkan adanya tekanan biaya yang ditanggung orang tua di akhir masa sekolah, apalagi menjelang masa transisi ke jenjang pendidikan berikutnya. Menurutnya, akan lebih bijak bila perpisahan dilakukan di halaman sekolah tanpa perlu menyewa tempat atau menggelar studi tur yang mahal.

“Jangan sampai orang tua dipaksa mengeluarkan uang untuk perpisahan, lalu beberapa hari kemudian masih harus bayar masuk sekolah swasta atau jenjang selanjutnya,” ucapnya.

Sebagai penegasan, Thauhid menekankan bahwa jika ada sekolah yang terbukti melakukan pungutan dalam bentuk apa pun untuk perpisahan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan memanggil pihak terkait untuk dimintai pertanggungjawaban. “Sekali lagi, kita tidak melarang perpisahan. Tapi cukup sederhana, tidak membebani, dan tidak diwajibkan. Ini masih tingkat SD, perjalanan pendidikan anak masih panjang,” katanya.

Thauhid berharap agar seluruh sekolah dapat lebih bijak dalam merancang kegiatan akhir tahun tanpa mengorbankan prinsip inklusivitas dan kepedulian sosial. (adv/mat)