
Muara Muntai, Kutai Kartanegara – Di tengah hiruk pikuk pembangunan infrastruktur di perkotaan, sebuah pemandangan mengharukan terjadi di Desa Kayu Batuq Seberang, Kecamatan Muara Muntai, Kutai Kartanegara. Warga desa, bersama dengan berbagai elemen masyarakat, bahu-membahu memperbaiki akses jalan utama yang menghubungkan desa mereka dengan pusat kecamatan. Jalan yang menjadi urat nadi perekonomian dan mobilitas warga ini, mengalami kerusakan parah akibat banjir yang melanda wilayah tersebut selama hampir dua bulan terakhir.
Akses jalan yang hanya berupa agregat batu ini, menjadi satu-satunya jalur bagi para nelayan untuk membawa hasil tangkapan ikan mereka ke pelelangan di Samarinda. Selain itu, jalan ini juga menjadi akses utama bagi masyarakat untuk menuju pusat kecamatan dan ibu kota kabupaten. Kerusakan jalan yang semakin parah, mengancam kelancaran aktivitas ekonomi dan sosial warga desa.
Melihat kondisi jalan yang semakin memprihatinkan, warga Desa Kayu Batuq Seberang berinisiatif menggelar kegiatan gotong royong pada 14 Juni 2025. Kegiatan yang dilakukan secara swadaya ini, berhasil memanggil kepedulian banyak pihak. Warga secara sukarela membuka donasi dari seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung proses perbaikan jalan.
Koordinator lapangan, Kuryadi, yang juga merupakan perwakilan dari Pemerintah Kecamatan Muara Muntai, menyampaikan bahwa inisiatif ini muncul dari kebutuhan mendesak akan akses jalan penghubung menuju Muara Muntai.
“Jalan ini adalah nadi utama menuju Muara Muntai. Ketika banjir melanda kurang lebih dua bulan ini, dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk turun tangan bersama-sama,” ujar Kuryadi di sela kegiatan gotong royong, Sabtu pagi.
Menurut pantauan di lokasi, masyarakat tampak bahu-membahu membawa material yang di peroleh dari hasil donasi yang terkumpul untuk memperbaiki badan jalan yang rusak, serta membersihkan sisa lumpur dan dan menutupi lubang-lubang yang ada di jalan.
Terpisah Kepala Desa Jantur Abdul Aziz mengatakan, Desa Kayu Batuq Seberang, menjadi lokasi parkir kendaraan roda empat dan roda dua bagi warga Muara Muntai, khususnya Desa Jantur, hanya dapat diakses melalui jalan agregat batu yang kondisinya memprihatinkan. Sementara itu, warga Jantur yang bermukim di seberang sungai, harus menggunakan ketinting (perahu motor) untuk menuju Kayu Batu Seberang, tempat mereka memarkirkan kendaraan.
“Desa Kayu Batuq seberang ini sebagai tempat akses (parkir) muatan hasil tangkapan ikan (pikap-truk roda enam) tiap hari dibawa ke pelelangan di Selili Samarinda, serta di Pasar Melak, Kubar. Bahkan hingga Banjarmasin, tiap hari ratusan ton ikan di bawa dari Desa Kayu Batuq (Seberang) ini” ujarnya.
Kades yang akrab disapa Haji Abdul Aziz berkata jika memasuki musim surut paska banjir di Hulu Sungai Mahakan tangkapan ikan tawar nelayan mengalami peningkatan drastis. Dalam sehari hasil tangkapan mencapai puluhan ton. “Kalau saat musim ikan ulun (saya) bisa mengangkut puluhan-ratusan ton ikan ke pelelangan TPI Selili (Samarinda) per hari, penjualan juga ada yang di pelelangan Melak,” ujarnya.
Beberapa jenis ikan seperti Ikan biawan, ikan sepat, toman, gabus, repang, dan haruan. Ada pula yang diolah jadi ikan asin dan ikan asap. “Ikan asin dan asap ini bisa dipasarkan hingga Surabaya ada pembeli langsung yang datang ke Jantur,” tuturnya. (adv)