Berita Terbaru

Perjuangan Haikal Pasca-Amputasi: Santri Ponpes Al Khoziny Itu Jalani Pemulihan Menunjang Kinerja Pemda, Satpol PP Kukar Dilatih Kombinasikan Ketegasan dan Negosiasi Massa “Dari Tenggarong ke Nusantara: Kukar Siapkan Arah Baru Pembangunan Berkelanjutan”
“Semarak tarian, musik, dan ritual adat. Festival Danum Bura bukan sekedar acara, tapi wujud cinta masyarakat pada warisan leluhur”.

TENGGARONG – Lamin Spontan Baru berubah menjadi titik pertemuan budaya yang memukau, Rabu (30/7/2025). Suasana semarak, suara musik tradisional berpadu dengan sorak-sorai warga, menandai berlangsungnya Festival Danum Bura Idaman yang kini memasuki tahun keduanya.

Festival ini bukan sekadar perayaan rutin tahunan. Ia lahir dari kepedulian warga yang ingin menyalakan kembali napas tradisi yang sempat tenggelam di antara kesibukan modern. Dari tarian adat hingga pertunjukan musik lokal, setiap elemen festival dirancang sebagai cermin identitas komunitas.

Yang menarik, festival ini sepenuhnya digerakkan oleh masyarakat Lamin Spontan Baru sendiri. Mereka merancang, mempersiapkan, dan menghadirkan acara ini sebagai wujud nyata cinta terhadap warisan leluhur. Semangat gotong-royong menjadi denyut utama di balik gemerlap panggung seni.

Puji Utomo, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, hadir untuk membuka acara. Menurutnya, keberadaan festival ini menjadi bukti bahwa masyarakat setempat masih menaruh hati pada tradisi mereka.

“Ini contoh nyata bagaimana budaya bisa hidup dan berkembang jika masyarakat menjadi motor utamanya. Peran pemerintah hanyalah mendukung dan memperkuat,” ujarnya.

Dukungan pemerintah, mulai dari teknis hingga pendanaan, memang hadir, tetapi inti kesuksesan festival tetap berada di tangan warga. Fakta bahwa festival ini berlangsung dua tahun berturut-turut menegaskan komitmen mereka untuk menjaga budaya agar tidak pudar.

Puji menambahkan, potensi budaya di Danum Bura sangatlah besar. Festival ini memiliki peluang untuk menjadi agenda rutin tingkat kabupaten, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain yang ingin menumbuhkan kegiatan serupa.

“Semangat masyarakat luar biasa. Kami berharap Danum Bura menjadi pusat budaya yang menegaskan jati diri Kukar,” kata Puji.

Bagi pemerintah daerah, festival semacam ini lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah fondasi identitas, kebanggaan, dan karakter lokal yang terus diperkuat.

Dengan setiap tarian, musik, dan ritual adat yang ditampilkan, Festival Danum Bura tidak hanya merayakan budaya, tapi juga menyalakan kembali denyut tradisi yang menjadi jiwa masyarakat Lamin Spontan Baru. (adv)