Berita Terbaru

Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka PT Kutai Agro Jaya Sebut Lahan 305 Hektare Lahan di Kutai Kartanegara Dibeli Secara Sah
Para penyair membacakan puisi dalam acara Bincang Buku Antologi Puisi Begenjoh dan Maharagu di Titik Nol Tenggarong.

TENGGARONG-Merespon minimnya ruang ekspresi bagi pelaku sastra dan budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar Bincang Buku Antologi Puisi Begenjoh dan Maharagu di Titik Nol Tenggarong pada Rabu (6/8/2025) malam.

“Kegiatan ini adalah bukti nyata komitmen Disdikbud Kukar dalam mendukung perkembangan sastra dan budaya di Kutai Kartanegara. Kami akan terus berupaya menghadirkan program-program yang bermanfaat bagi para pelaku seni dan budaya,” tegas Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kukar, Puji Utomo.

Acara tersebut menampilkan pembacaan sekaligus perbincangan karya dari dua penulis, Khalis Abniswarin dan Sukardi Wahyudi. Diskusi karya turut diperkaya dengan kehadiran Nala Arung dan Chai Siswandi sebagai pembedah, serta Isnaini Filla yang bertindak sebagai moderator.

Disdikbud Kukar disebut turut turun tangan langsung dalam pelaksanaan kegiatan ini. Kendati demikian, Puji menegaskan format acara masih akan dievaluasi, termasuk apakah akan dibuat rutin atau dikembangkan dalam bentuk lain.

“Ini baru permulaan. Nanti akan kami lihat kembali, apakah tetap digelar di ruang publik seperti ini ataukah ada bentuk lain yang lebih sesuai,” ujarnya.

Ia berharap, kegiatan semacam ini dapat membangkitkan semangat sastrawan muda untuk terus berkarya. Sosok Sukardi Wahyudi, yang masih aktif menulis meski sudah senior, dinilainya sebagai teladan bagi generasi baru.

“Pak Sukardi ini contoh nyata sastrawan senior yang masih produktif. Dari sini kami berharap lahir bibit-bibit baru di dunia sastra Kukar,” tutur Puji.

Dengan mengusung puisi sebagai tema utama, Bincang Buku tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga sarana memantik percakapan budaya di ruang terbuka.

“Kami tentu mendukung penuh kegiatan seperti ini. Pelestarian dan pembinaan budaya memang salah satu fokus utama kami,” tutupnya. (adv)