
Kutai Kartanegara – PERSPEKTIF.INFO – Pemerintah Desa Bangun Rejo menjadikan pembangunan taman terpadu sebagai salah satu program prioritas pada tahun 2025. Taman ini dirancang bukan sekadar ruang terbuka hijau, melainkan juga pusat aktivitas sosial, budaya, sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi lokal berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kepala Desa Bangun Rejo, Yuyun Porwanti, menjelaskan pembangunan taman terpadu akan menghadirkan ruang publik yang multifungsi.
“Taman ini akan menjadi tempat masyarakat mencari hiburan, berolahraga, dan berkumpul. Di sini juga akan ada pusat UMKM, pusat informasi, dan tempat berbagi cerita,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Rencananya, taman akan dibangun di lahan depan Balai Pertemuan Umum (BPU) Garuda. Fasilitas yang disiapkan meliputi jogging track, sarana olahraga, ruang bermain, hingga area terbuka untuk kegiatan kreatif dan pertunjukan warga.
Yuyun menambahkan, pembangunan infrastruktur dasar desa seperti jalan saat ini telah mencapai 85 persen. Karena itu, kebutuhan masyarakat kini lebih pada ruang interaksi publik yang mudah diakses dan ramah bagi semua kalangan, termasuk perempuan dan anak muda.
“Yang kami kejar sekarang bukan hanya pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan sosial. Ruang publik yang sehat dan terbuka itu penting untuk pertumbuhan masyarakat yang aktif dan produktif,” jelasnya.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan, pemerintah desa juga berencana mengaktifkan kembali kegiatan Karang Taruna serta menyiapkan berbagai pelatihan keterampilan. Fokus utama diarahkan pada generasi muda dan ibu-ibu muda yang dinilai memiliki potensi besar namun belum banyak difasilitasi.
“Banyak yang punya potensi, tapi belum mendapat ruang yang cukup. Karena itu, kami akan ciptakan wadah untuk belajar, berkreasi, dan menghasilkan,” tambahnya.
Rencana pembangunan taman ini telah diajukan ke pemerintah kabupaten. Meski kepastian realisasi anggaran belum ada, Yuyun tetap optimistis program dapat terwujud dengan dukungan semua pihak. Ia juga mengapresiasi semangat pemerintah kabupaten yang sebelumnya mendorong pembangunan ruang publik, termasuk taman desa.
“Yang belum kami miliki adalah ruang terbuka gratis untuk semua. Saya ingin, desa punya tempat yang bisa menjadi titik kumpul, tempat berkembang, dan membangun kebersamaan,” tutup Yuyun.
Dengan hadirnya taman terpadu, Desa Bangun Rejo berharap mampu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, mendukung kreativitas warga, sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Adv (RL)