
TENGGARONG – Pemerintah Desa Suka Maju di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, menaruh perhatian besar pada penguatan ketahanan pangan masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan mengalokasikan 20 persen dari dana desa untuk sektor tersebut. Program yang kini digulirkan bukan hanya menyentuh bidang pertanian, tetapi juga merambah pada usaha peternakan, khususnya penggemukan sapi.
Kepala Desa Suka Maju, Kuswara, menjelaskan bahwa dana desa yang dialokasikan itu diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi warga.
Menurutnya, salah satu program yang cukup efektif adalah memberikan modal kepada masyarakat untuk menggemukkan sapi jantan. “Jadi masyarakat kami berikan modal untuk menggemukkan sapi jantan. Maksimal 6 bulan, sudah gemuk kita jual,” kata Kuswara, Kamis, 11 September 2025.
Program tersebut dirancang dengan mekanisme yang sederhana namun berdampak luas. Warga yang menerima bantuan modal dapat membeli sapi jantan muda dengan harga yang relatif lebih terjangkau.
Setelah dirawat dan diberi pakan secara intensif selama beberapa bulan, sapi akan memiliki bobot yang lebih tinggi dan nilai jualnya pun meningkat. Skema ini memungkinkan masyarakat memperoleh keuntungan langsung, sekaligus mendorong roda perekonomian desa.
Menurut Kuswara, pola usaha semacam ini dinilai lebih realistis dibandingkan dengan model pemberian bantuan lain yang kadang tidak berkelanjutan. Selain hasilnya cepat terlihat, usaha penggemukan sapi juga memiliki pasar yang stabil. Permintaan daging sapi di daerah Kutai Kartanegara, khususnya menjelang hari besar keagamaan, relatif tinggi.
Hal ini memberikan jaminan bahwa sapi yang dipelihara masyarakat akan mudah terserap pasar dengan harga yang kompetitif.
Di sisi lain, pemerintah desa juga melihat program ini sebagai sarana untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pasokan pangan dari luar daerah.
Dengan adanya inisiatif penggemukan sapi, desa diharapkan mampu memenuhi sebagian kebutuhan daging secara mandiri. Selain itu, masyarakat desa memperoleh pengetahuan baru dalam bidang peternakan, mulai dari teknik pemeliharaan, pemberian pakan yang seimbang, hingga strategi penjualan.
Kuswara menambahkan, skema penggemukan sapi ini tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga, tetapi juga mendorong lahirnya semangat gotong royong. Meski demikian, pemerintah desa menyadari bahwa program semacam ini membutuhkan pengawasan dan pendampingan.
Program penggemukan sapi ini, menurut Kuswara, akan terus dilanjutkan dan dievaluasi setiap periode. Pemerintah desa menargetkan agar semakin banyak warga yang dapat terlibat, sehingga manfaatnya terasa lebih merata. “Harapan terbesar adalah, dalam beberapa tahun ke depan, Desa Suka Maju tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga menjadi salah satu sentra penghasil daging sapi di wilayah Tenggarong Seberang,” ucapnya. (mti/adv)