
TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri mengingatkan pentingnya budaya inovasi agar pemerintahan tetap relevan di mata masyarakat.
Peringatan itu ia sampaikan saat membuka Pekan Inovasi dan Kreativitas Tahun 2025 yang digelar di Gedung Serbaguna Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar, Selasa, 23 September 2025.
Dalam kesempatan itu, Aulia menegaskan bahwa kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk menjaga keberlangsungan sebuah pemerintahan. Ia menyamakan kebutuhan berinovasi dengan proses bertahan hidup makhluk di masa lalu.
“Kalau kita tidak berinovasi, kita tidak berkreativitas, kita tidak mampu beradaptasi dengan keadaan yang ada, maka sekuat dinosaurus pun akhirnya punah. Kita tentunya tidak ingin terjadi di pemerintahan kita ini,” kata Aulia.
Menurutnya, kepunahan dalam konteks birokrasi bukanlah hilang secara fisik, melainkan ketika pemerintah tidak lagi dianggap hadir oleh masyarakat.
Karena itu, ia menyambut baik penyelenggaraan pekan inovasi yang diinisiasi Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kukar sebagai wadah untuk melahirkan gagasan baru dari aparatur sipil.
Aulia menambahkan, ekosistem inovasi hanya bisa berjalan bila ditopang dengan sistem penghargaan dan sanksi yang jelas. Ia mencontohkan, pejabat eselon yang melahirkan inovasi mesti diberi peluang promosi jabatan.
“Jadi untuk kawan-kawan inovator ini harus diberikan reward yang semestinya,” ucapnya.
Sebaliknya, perangkat daerah yang enggan berinovasi perlu mendapat evaluasi karena dianggap menghambat peningkatan kualitas pelayanan publik.
Ketua BRIDA Kukar, Maman Setiawan, menuturkan pemerintah daerah menargetkan setidaknya satu inovasi lahir setiap tahun. Ajang ini, kata dia, bukan hanya menjadi ukuran pencapaian target, tetapi juga sarana mendukung visi pembangunan jangka panjang 2025–2045 serta rencana pembangunan menengah daerah 2025–2029.
“Pekan inovasi ini bukan hanya ajang seremonial, melainkan komitmen bersama membangun pemerintahan yang kreatif, adaptif, dan relevan bagi masyarakat,” ujar Maman.
Proses penilaian inovasi dilakukan oleh tim yang terdiri dari praktisi, akademisi, pejabat struktural, serta pemangku kepentingan lain. Aspek yang dinilai meliputi efektivitas, efisiensi, dan dampak langsung inovasi bagi masyarakat.
Para pemenang kemudian ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 162/SKBUD/HK/25, yang juga memberikan tambahan poin kredit bagi inovator serta peluang penambahan anggaran bagi instansi terkait.
Dalam kategori perangkat daerah, penghargaan diraih antara lain oleh RSUD Aji Muhammad Parikesit dengan Sistem Informasi Pelayanan Dokter Terintegrasi (SIPDOKTER), Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui inovasi Citra Mandiri Desa, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan inovasi pengolahan gas metan “Mantan Terindah”.
Dari kategori kecamatan, penghargaan diberikan pada program Rumah Kolaborasi dan Ketertiban Masyarakat (Ruko Kamtibmas) Kecamatan Kota Bangun Darat, serta UMKM Samboja Barat Naik Kelas dari Kecamatan Samboja Barat.
Kategori desa dan kelurahan juga melahirkan sejumlah inovasi unggulan, seperti Bazar Perpustakaan Mahardika dari Desa Kota Bangun III, program pengolahan sampah menjadi emas di Desa Muara Ritan, serta pemberdayaan perempuan pengolah produk instan dari Kelurahan Amborawang Laut.
Sementara itu, inovasi di sektor kesehatan datang dari Puskesmas Sanga-Sanga dengan program Sanitasi Aman untuk Warga Pesisir (Saing Pesisir), Puskesmas Muara Kaman dengan Jemput Bola Persalinan Masyarakat Hulu (Jebol Perahu), serta Puskesmas Muara Badak dengan Kotak Emas Milik Masyarakat Peduli Imunisasi (Kemas Limun).
Untuk kategori BUMD, penghargaan diberikan kepada PT Mahakam Gerbang Raja (Perseroda) melalui program optimalisasi ruang kantor. Pada sektor pendidikan, SMAN 1 Muara Jawa mengembangkan sekolah berbasis lingkungan melalui pengelolaan limbah organik dan konservasi air, sedangkan SMAN 2 Kutai Kartanegara menghadirkan program Sekolah Hijau, Bersih dan Sehat serta Ramah Lingkungan (SI ALAK).
Adapun kategori pemuda atau mahasiswa diraih oleh Sun Future Technology dan karya pembuatan kertas dari bunga kertas oleh Tamara Septiani. Sementara kategori menginspirasi jatuh pada Kelas Inspirasi Pertanian Samboja Barat (KITASAMBAR). (adv)