
Tenggarong – Puluhan guru duduk serius sambil mencatat poin-poin penting. Mereka bukan sekadar mengikuti pelatihan biasa, melainkan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sekolah Inklusi, sebuah program yang bertujuan memperkuat kesiapan guru dan sekolah dalam menyambut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
“Ini bagian dari strategi berkelanjutan kami,” ujar Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, membuka sesi Bimtek. “Bukan karena ada kekhawatiran terhadap guru, tetapi kami ingin semakin banyak sekolah siap dan guru mampu mendampingi anak-anak istimewa.”
Bimtek yang digelar rutin setiap tahun ini tidak hanya fokus pada pengetahuan guru, tetapi juga pada tindak lanjut berupa pendataan sekolah yang siap menerima siswa inklusi. Data tersebut nantinya akan menjadi panduan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), agar anak-anak ditempatkan di sekolah yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Tidak semua sekolah bisa menerima ABK. Guru punya latar belakang berbeda, sarana dan prasarana tiap sekolah juga berbeda. Jadi pendataan ini penting agar orang tua tidak salah memilih sekolah untuk anaknya,” jelas Thauhid.
Selain kompetensi guru, kesiapan sarana dan prasarana menjadi fokus utama. Sekolah inklusi idealnya memiliki aksesibilitas yang ramah terhadap ABK, mulai dari gedung bertingkat dengan fasilitas penunjang hingga ruang belajar yang nyaman dan aman.
“Bayangkan ada anak dengan keterbatasan fisik, tapi sekolahnya bertingkat tanpa akses. Tentu akan menyulitkan. Jadi kami pertimbangkan mana sekolah yang sudah layak dan mana yang masih perlu persiapan lebih lanjut,” tambahnya.
Thauhid menegaskan, hasil Bimtek diharapkan tidak hanya menghasilkan data sekolah inklusi yang valid, tetapi juga meningkatkan kapasitas guru dalam mendampingi ABK. Dengan begitu, setiap anak berhak memperoleh pendidikan tanpa diskriminasi, dan peluang putus sekolah dapat ditekan.
“Harapan kami, guru punya basis lebih kuat, sekolah semakin siap, dan anak-anak inklusi tetap bisa bersekolah dengan layak,” pungkasnya.
Di balik angka dan kebijakan, tersimpan satu pesan sederhana namun penting: pendidikan harus bisa menjangkau setiap anak, tanpa terkecuali, agar semua memiliki kesempatan untuk tumbuh dan belajar dengan setara. (adv):