Berita Terbaru

“Saat Guru Menjadi Murid: Kukar Siapkan Transformasi Pembelajaran Dasar yang Lebih Bermakna” Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka
Plt Kepala Bidang SMP Disdikbud Kukar, Emi Rosana, memaparkan mekanisme dan tata kelola BOSKab 2025 kepada kepala sekolah dan anggota komite SMP. Sosialisasi ini bertujuan agar dana dapat dikelola secara transparan dan tepat sasaran.

Tenggarong — Pagi itu, suasana di ruang rapat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) dipenuhi guru, kepala sekolah, dan anggota komite SMP. Mereka hadir bukan untuk rapat rutin, melainkan untuk sebuah misi penting: memahami secara mendalam mekanisme Bantuan Operasional Sekolah Kabupaten (BOSKab) 2025.

Program ini khusus menyasar perlengkapan sekolah bagi peserta didik baru jenjang SMP, sebuah langkah yang diharapkan dapat meringankan beban orang tua sekaligus memastikan semua anak memulai tahun ajaran dengan fasilitas yang setara.

“Yang kita lakukan hari ini adalah sosialisasi BOSKab untuk perlengkapan sekolah siswa baru SMP,” ujar Plt Kepala Bidang SMP Disdikbud Kukar, Emi Rosana, membuka sesi pertemuan.

Emi menekankan, pemahaman Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 35 Tahun 2025 dan Surat Keputusan (SK) Bupati adalah kunci agar pengelolaan dana berjalan transparan dan akuntabel. SK tersebut memuat rincian besaran bantuan, baik melalui BOSKab reguler maupun untuk perlengkapan sekolah, sehingga semua pihak mengetahui hak dan kewajiban mereka.

“Mulai dari perencanaan, penatausahaan, hingga pelaporan pertanggungjawaban, harus dipahami dengan baik. Supaya eksekusi di sekolah sesuai aturan dan manfaatnya tepat sasaran,” jelas Emi kepada seluruh peserta.

BOSKab tahun ini difokuskan pada perlengkapan utama: seragam nasional putih biru, batik sekolah, pakaian olahraga, seragam pramuka, tas, dan alat tulis. Meski demikian, Emi mengakui bahwa anggaran masih terbatas, sehingga sepatu belum sepenuhnya tercakup.

“Fokus kami saat ini adalah memastikan seragam lengkap bagi setiap siswa baru. Dengan begitu, anak-anak bisa memulai sekolah dengan penampilan seragam yang sama,” tambahnya.

Sosialisasi ini bukan sekadar formalitas. Disdikbud Kukar ingin setiap sekolah dan komite mampu mengelola dana BOSKab dengan transparan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan siswa dan orang tua.

“Kami ingin memastikan penyaluran dan pengelolaan dana sesuai ketentuan, agar tidak ada penyalahgunaan. Pada akhirnya, ini tentang memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa baru SMP di Kukar,” pungkas Emi.

Di balik angka dan aturan, tersimpan harapan sederhana namun penting: anak-anak Kukar memulai perjalanan pendidikan mereka dengan perlengkapan yang lengkap, semangat belajar yang sama, dan rasa percaya diri yang menyertai setiap langkah mereka. (adv)