Berita Terbaru

Delapan Warga Ditetapkan Tersangka, Pengacara Gunawan Turun Tangan secara Sukarela Digitalisasi Pelayanan Publik Permudah Urusan Administrasi Warga Loa Ulung Embung Muhuran Mulai Hasilkan Panen Melimpah, “Kami” Terkejut Ikan Mengumpul Ber-ton-ton
Warga Desa Batuq tengah memanen ikan hasil budidaya di kolam air tawar.
Program pendampingan Pemerintah Desa Batuq berhasil mendorong masyarakat beralih dari penangkapan ikan alami ke usaha budidaya yang lebih produktif.

KUTAI KARTANEGARA – Di tengah tenangnya perairan Muara Muntai, geliat ekonomi warga Desa Batuq mulai terasa semakin hidup. Desa yang dulunya hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan alami ini kini berubah menjadi sentra baru pembudidayaan ikan air tawar. Di balik perubahan itu, ada peran besar Pemerintah Desa Batuq yang tak hanya hadir sebagai penggerak, tetapi juga sebagai jembatan bagi warganya untuk memperoleh akses permodalan dari lembaga keuangan.

Kepala Desa Batuq, Suwandi, mengatakan pihaknya kini berfokus membantu masyarakat pelaku usaha perikanan agar bisa mengembangkan bisnis secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah dengan memberikan pendampingan administrasi bagi warga yang ingin mengajukan pinjaman modal usaha ke bank.

“Kami tidak bisa menyalurkan dana langsung karena aturan penggunaan dana desa sudah diatur ketat. Tapi kami ingin tetap memberi solusi, yaitu dengan membantu warga melengkapi dokumen dan surat keterangan yang dibutuhkan pihak bank,” jelas Suwandi saat ditemui di kantor desa, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, pendampingan tersebut terbukti efektif. Banyak warga yang sebelumnya kesulitan mengakses pinjaman kini bisa mendapatkan dukungan permodalan untuk memperluas kolam dan menambah bibit ikan. Dengan proses administrasi yang rapi dan sesuai prosedur, peluang pengajuan mereka disetujui juga semakin besar.

“Kalau semua dokumennya lengkap dan jelas, bank pun lebih percaya. Hasilnya, warga bisa mengembangkan usaha lebih cepat, dan ekonomi desa ikut bergerak,” tambahnya.

Selain sektor perikanan, sebagian warga Batuq juga menggarap lahan pertanian dan perkebunan sebagai sumber penghasilan tambahan. Tanaman seperti pisang, jagung, hingga sayur-mayur menjadi pilihan utama, terutama untuk menutupi kebutuhan sehari-hari sambil menunggu masa panen ikan yang rata-rata berlangsung setiap tiga bulan.

Pemerintah desa pun terus berbenah. Peningkatan akses jalan menuju kolam, pembangunan jalur distribusi hasil panen, hingga dukungan sarana transportasi menjadi fokus ke depan agar sektor ini bisa tumbuh lebih cepat dan efisien.

“Kami ingin Batuq tidak hanya dikenal sebagai desa nelayan, tapi juga sebagai desa yang mandiri dan produktif. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak perbankan, kami yakin kesejahteraan warga bisa terus meningkat,” tutup Suwandi dengan optimis.

Kini, langkah kecil Desa Batuq dalam mendampingi warganya berbuah hasil nyata. Perputaran ekonomi desa mulai menggeliat, dan semangat kemandirian warga kian tumbuh kuat—membuktikan bahwa dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, potensi lokal bisa menjadi kekuatan besar bagi masa depan desa. (adv)