
TENGGARONG — Upaya pemerataan layanan air bersih di Kabupaten Kutai Kartanegara memasuki fase penting. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar menempatkan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) sebagai ujung tombak untuk memperkuat akses air bersih di desa-desa, terutama wilayah yang belum terlayani jaringan PDAM.
Langkah ini dilakukan karena kebutuhan air bersih dinilai tidak bisa lagi ditunda. Kepala DPMD Kukar, Arianto, menyebut PAMSIMAS menjadi solusi langsung yang menyentuh masyarakat, sekaligus menggerakkan warga untuk mengelola fasilitas secara mandiri.
“Air bersih itu hak dasar setiap warga. Melalui PAMSIMAS, kami ingin memastikan seluruh desa di Kukar bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri,” ujarnya, Rabu (5/11/2025).
Menurut Arianto, pembangunan jaringan air melalui PAMSIMAS bukan hanya membangun sarana fisik. Program ini sekaligus mengubah pola hidup masyarakat menuju kebiasaan yang lebih sehat di tingkat rumah tangga.
Hingga penghujung 2025, sekitar 60 desa telah menikmati manfaat dari PAMSIMAS. Sebagian sudah beroperasi penuh, sementara lainnya masih menjalani penyempurnaan teknis agar distribusi air semakin stabil dan merata.
Untuk memastikan fasilitas berjalan optimal, DPMD Kukar menggandeng sejumlah instansi, mulai dari Bappeda, Dinas Perkim, hingga PDAM. Kolaborasi ini dilakukan agar pembangunan tidak berhenti pada pemasangan infrastruktur, tetapi juga memastikan keberlanjutan sistem.
“Kami tidak hanya membangun sarana fisik, tapi juga melatih pemerintah desa agar mampu mengelolanya secara mandiri,” jelas Arianto.
Meski begitu, tantangan masih ditemukan di lapangan. Salah satu yang cukup sering muncul adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai batas pembangunan jaringan. Pemerintah hanya membangun hingga kran depan rumah, sementara instalasi ke dalam rumah menjadi tanggung jawab masing-masing warga.
“Kami terus lakukan sosialisasi supaya masyarakat paham mekanismenya dan ikut menjaga fasilitas yang sudah dibangun,” tuturnya.
Dengan berbagai dukungan dan perbaikan teknis yang terus dilakukan, Arianto optimistis dalam waktu dekat seluruh desa di Kukar dapat merasakan akses air bersih secara merata. Ia menegaskan bahwa keberadaan air bersih merupakan fondasi bagi kualitas hidup yang lebih baik.
“Kalau air bersih tersedia, maka kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan warga otomatis ikut meningkat,” pungkasnya. (adv)
