Berita Terbaru

Delapan Warga Ditetapkan Tersangka, Pengacara Gunawan Turun Tangan secara Sukarela Digitalisasi Pelayanan Publik Permudah Urusan Administrasi Warga Loa Ulung Embung Muhuran Mulai Hasilkan Panen Melimpah, “Kami” Terkejut Ikan Mengumpul Ber-ton-ton

TENGGARONG – Pemerintah Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berkomitmen untuk menekan kasus stunting di wilayahnya.

Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Arifadin Nur, mengungkapkan bahwa, keberhasilan menurunkan stunting tidak hanya dilakukan oleh pemerintah desa semata, melainkan harus ada kerjasama kolektif antar masyarakat.

“Kami tidak hanya menunggu bantuan dari pemerintah kabupaten. Di tingkat desa, kami buat sistem pantauan rutin agar semua balita bisa terdata dengan baik,” ucapnya, Senin (10/11/2025)

Setiap bulan, kata dia, kader Posyandu mendatangi rumah warga untuk memastikan anak-anak mendapatkan pemeriksaan gizi dan kesehatan.

Bagi keluarga yang tidak sempat hadir di Posyandu, ketua RT membantu menjemput langsung agar tidak ada anak yang terlewat dari pemantauan.

Ia mengatakan langkah sederhana itu ternyata membawa dampak besar. Data terbaru menunjukkan, jumlah balita yang semula berisiko stunting mencapai 33 anak, kini tersisa 15 anak saja.

“Turunnya angka itu bukan semata karena program bantuan, tapi karena masyarakat mulai sadar pentingnya pola asuh dan gizi seimbang,” kata Arifadin.

Selain memperkuat peran kader, pemerintah desa juga mengalokasikan anggaran untuk memperbarui alat ukur dan timbangan di Posyandu. Fasilitas yang lebih lengkap membuat pencatatan pertumbuhan anak jadi lebih akurat.

Setiap hasil pengukuran kemudian dievaluasi bersama di forum rembuk stunting yang digelar setiap tahun. Forum ini juga menjadi ruang bagi warga untuk memberikan masukan terkait pelayanan kesehatan anak dan ibu hamil.

“Kami ingin memastikan data yang terkumpul bukan sekadar angka, tapi jadi dasar untuk merancang program yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” terang Arifadin.

Ia optimis angka stunting bisa terus ditekan hingga mendekati nol kasus.

“Yang paling penting adalah semangat warga. Karena kalau semua punya kepedulian yang sama, masalah stunting bisa kita atasi bersama,” tutupnya. (Adv)