Berita Terbaru

Kukar Perangi Sampah Plastik: Tiga Tahun Komitmen Nyata DPU Kukar Akan Benahi Kawasan Pujasera Tenggarong DPMD Kukar Jamin Transparansi dan Profesionalisme Rekrutmen Perangkat Desa
Konsep pertanian terpadu berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti panel tenaga surya untuk menggerakan mesin produksi pertanian serta turbin irigasi

Lubang galian bekas tambang (void) dimanfaatkan sebagai ruang produksi untuk pertanian, perikanan, perkebunan maupun kehutanan.

Pertanian regeneratif sangat diproritaskan, terutama untuk pemanfaatan lahan-lahan marginal yang telah rusak, seperti lahan bekas tambang. Pendekatan pertanian ini ini diintegrasikan dengan unsur teknologi sebagai pertanian cerdas (smart farming) serta pertanian rendah karbon (climate smart agriculture).

Ketua DPC PTI Kukar, M. Dudi Hari Saputra mengatakan, dengan ratusan ribu hektar lahan pasca tambang yang tersedia, Pemuda Tani Indonesia (PTI) Kukar melihat ini sebagai peluang besar. “Tidak hanya untuk pengembangan pertanian, tapi juga perkebunan, dan kehutanan dan mendukung energi terbarukan,” ujarnya.

Sinergi saat ini penting khusunya saat Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) mengusung prinsip keseimbangan ekologi, yang tertuang dalam tiga prinsip, yakni selaras dengan alam sirkuler dan tangguh serta rendah emisi karbon. “Atas dasar itulah selain itu isu ketahanan pangan menjadi vital saat ini,” ujarnya.

Lubang pasca tambang dengan menggagas konsep ketahanan pangan, seperti pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Sistem yang digunakan adalah pertanian terpadu (integrated farming system). Selain itu kolam bekas tambang bisa dimanfaatkan sebagai kawasan wisata berbasis pertanian (agritaurism). “Strategi kami juga berfokus pada pengembangan hulu ke hilir, juga bagaimana produk pertanian bisa langsung ke konsumen tentunya tetap merujuk ke peta rencana induk pariwisata Kaltim dan Kukar,” ucap Dudi.

Ia bekata, PTI percaya bahwa teknologi modern, bahkan kecerdasan buatan (AI), bisa menjadi solusi untuk mengatasi tantangan pertanian di lahan pasca tambang. Dengan teknologi yang tepat, mereka berharap bisa menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi.

Tentu saja, untuk mewujudkan impian ini, PTI perlu dukungan banyak pihak, terutama pemerintah dan sektor swasta. Salah satu cara tercepat untuk mengatasi kendala infrastruktur dan teknologi adalah dengan menggandeng investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan, mereka sudah mulai menjalin komunikasi dengan beberapa perusahaan global yang tertarik untuk berinvestasi di sektor pertanian dan perkebunan energi di Kukar.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus segera dihadapi. Salah satunya adalah perizinan untuk penggunaan lahan pasca tambang. Meski begitu, PTI optimis bisa mengatasi ini dengan dukungan kebijakan yang lebih mendukung sektor pertanian dan perkebunan berkelanjutan. Selain itu, pemilihan teknologi yang tepat juga akan menjadi kunci keberhasilan dalam rehabilitasi lahan yang rusak.

Lalu, bagaimana dengan keuntungannya? Tentunya, yang namanya investasi, pasti ada pertimbangan bisnis. Apakah lahan pasca tambang bisa menghasilkan keuntungan?. “Jawabannya bisa ya, bisa tidak. Semua bergantung pada pengelolaan yang baik, pemilihan komoditas yang tepat, dan tentu saja, teknologi yang digunakan,” ujarnya.

Tapi, dengan komitmen PTI dan dukungan investor, ini pasti akan menciptakan peluang bisnis baru yang menguntungkan. Untuk lima tahun ke depan, Pemuda Tani Indonesia Kukar berencana mengembangkan pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Mereka ingin menciptakan sistem yang ramah lingkungan dan adaptif dengan kondisi alam setempat. “Saat ini sistem pertanian yang maju adalah Vietnam dan Thailand, untuk mengelola lahan pasca tambang harus berkiblat ke negara tersebut,” tuturnya.

Dan yang pasti, mereka ingin melibatkan masyarakat lokal agar mereka turut merasakan manfaat dari pengembangan lahan pasca tambang ini. Selain itu, PTI juga memiliki rencana untuk bekerja sama dengan pemerintah, BUMN, serta swasta baik nasional maupun internasional.

Kolaborasi ini sangat penting untuk mewujudkan visi besar mereka, yaitu menjadikan Kutai Kartanegara sebagai pusat pertanian dan perkebunan energi yang ramah lingkungan dan menguntungkan. Jadi, buat kamu yang penasaran kenapa Kukar begitu menarik bagi investor?. “Jawabannya ada di sini: lahan pasca tambang yang luas, lokasi yang strategis dekat dengan IKN Nusantara, serta akses mudah ke pelabuhan internasional,” ujarnya.

Semua faktor ini menjadikan Kukar sebagai kawasan yang sangat prospektif untuk investasi di bidang pertanian dan energi terbarukan. Jika Pemuda Tani Indonesia berhasil mengatasi tantangan yang ada, tidak menutup kemungkinan Kukar akan menjadi contoh sukses bagi daerah lainnya. “Maka, tidak ada salahnya jika kita mulai ikut mendukung perubahan ini.” tutupnya. (ns)