Berita Terbaru

Dispora Kukar Perkuat Regenerasi Pramuka Lewat Seleksi Berprestasi Panen Jagung Serentak di Desa Makarti, Wujud Nyata Kolaborasi Dukung Ketahanan Pangan Desa Batuah Resmi Menyandang Predikat “Desa Cantik”, Edi Damansyah Dorong Tata Kelola Pembangunan Berbasis Data

Tenggarong- PERSPEKTIF.INFO- Inovasi teknologi tepat guna kembali membuktikan perannya dalam mengangkat potensi lokal. Desa Long Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mencuri perhatian dalam Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG) ke-XI tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang digelar di Lapangan Luar Stadion Panglima Sentik, Nipah-Nipah, Penajam Paser Utara, Rabu (30/4/2025).

Melalui Rumah Produksi Cokelat yang dibangun di desa tersebut, Long Anai kini menjadi satu-satunya desa di Kalimantan Timur yang mampu mengolah kakao lokal menjadi produk cokelat siap konsumsi. Inovasi ini tidak hanya membawa nilai tambah ekonomi, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam memajukan desa berbasis teknologi tepat guna.

“Silakan kunjungi stand TTG Kutai Kartanegara. Ini cokelat Long Anai, asli dari desa Long Anai, Kecamatan Loa Kulu. Tiada duanya di Kalimantan Timur. Silakan dicoba,” ujar Arianto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kukar, saat mengunjungi stan pameran Desa Long Anai.

Rumah Cokelat ini menjadi solusi atas tantangan klasik yang selama ini dihadapi petani kakao, yaitu sulitnya menjual hasil panen dengan harga layak. Dengan teknologi pengolahan sederhana, warga kini dapat mengubah biji kakao menjadi cokelat batangan yang memiliki nilai jual tinggi.

“Dengan memproduksi sendiri buah kakao menjadi cokelat, petani tidak hanya mendapat harga yang layak, tapi juga membuka lapangan kerja bagi warga yang tidak memiliki kebun,” tambah Arianto.

Produk cokelat Long Anai kini sudah memiliki konsumen tetap dan mulai dikenal di berbagai daerah. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kalimantan Timur untuk mengembangkan potensi lokal mereka melalui inovasi.

“Ini harapan baru bagi pertanian kakao di Kutai Kartanegara. Rasanya pun bersaing dengan produk cokelat yang beredar di pasaran,” pungkas Arianto. Adv (RL)