Berita Terbaru

Dispora Kukar Perkuat Regenerasi Pramuka Lewat Seleksi Berprestasi Panen Jagung Serentak di Desa Makarti, Wujud Nyata Kolaborasi Dukung Ketahanan Pangan Desa Batuah Resmi Menyandang Predikat “Desa Cantik”, Edi Damansyah Dorong Tata Kelola Pembangunan Berbasis Data

TENGGARONG-Pemerintah Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, tengah menyiapkan relokasi puluhan kepala keluarga dari bantaran sungai, wilayah yang selama ini menjadi langganan bencana saat musim hujan datang.

Langkah ini bukan sekadar pemindahan tempat tinggal. Ini adalah upaya sistematis untuk memutus rantai risiko banjir dan longsor yang selama bertahun-tahun membayangi warga RT 02 dan RT 03, dua wilayah padat penduduk yang masuk zona rawan bencana.

Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, menjelaskan bahwa proses pembebasan lahan untuk proyek relokasi tersebut sudah berjalan. Ia menargetkan seluruh tahapan dapat diselesaikan sebelum tahun 2026.

“Sekarang tahapan pembebasan lahan, di tahun 2026 relokasi sudah bisa dilaksanakan,” kata Supian saat ditemui awak media pada Jumat, 11 April 2025.

Lokasi baru yang akan menjadi permukiman pengganti terletak di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Muhammad Parkesit. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah menyiapkan lahan seluas dua hektare untuk mendukung program ini.
“Lahan tersebut disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara seluas dua hektare,” ujarnya.

Di atas lahan itu, sebanyak 67 unit rumah sederhana berukuran 3×6 meter akan dibangun. Rumah-rumah ini akan menjadi tempat tinggal baru bagi sekitar 30 kepala keluarga yang selama ini hidup dalam kondisi penuh risiko di tepi sungai.

Program relokasi ini tidak dilaksanakan secara tiba-tiba. Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kutai Kartanegara telah lebih dahulu melakukan sosialisasi kepada warga yang terdampak. Supian mengungkapkan bahwa respon masyarakat justru cukup menggembirakan.

“Selama itu rumah diganti rumah, ya mereka mau,” tegasnya.

Respons positif dari warga menjadi modal penting bagi kelancaran pelaksanaan program. Tidak sedikit program serupa yang gagal atau tertunda akibat penolakan masyarakat. Namun, di Teluk Dalam, kesadaran kolektif akan pentingnya keselamatan menjadi dasar penerimaan yang kuat.

Relokasi ini, menurut Supian, bukan hanya untuk menjauhkan warga dari bencana, tetapi juga sebagai langkah untuk memberikan mereka ruang hidup yang lebih layak dan tertata. Ia berharap, setelah relokasi, kualitas hidup masyarakat dapat meningkat, baik dari segi keamanan, kesehatan, maupun produktivitas sosial-ekonomi. (adv/mat)