
TENGGARONG – Kabupaten Kutai Kartanegara resmi ditunjuk sebagai perwakilan Provinsi Kalimantan Timur untuk mengikuti Festival Bangun Desa Indonesia Tahun 2025. Penunjukan ini merupakan tindak lanjut atas Surat Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia tertanggal 23 April 2025, dengan nomor: B-712/HMS.01.03/IV/2025, perihal penyampaian kegiatan Festival Bangun Desa Indonesia.
Festival ini menjadi salah satu bentuk konkret implementasi Asta Cita Ke-6 Presiden Republik Indonesia, yakni membangun dari desa dan dari bawah guna menciptakan pemerataan ekonomi serta menghapuskan kemiskinan secara berkelanjutan.
Dengan semangat tersebut, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur memberikan mandat kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mewakili Kaltim dalam ajang nasional tersebut, khususnya dalam kategori Lomba Desa Tematik: Ketahanan Pangan.
Kepala DPMD Kabupaten Kutai Kartanegara, Arianto, menegaskan kesiapan pihaknya dalam menyambut tanggung jawab besar ini. Dalam proses penunjukan desa perwakilan, pihaknya tengah melakukan seleksi ketat terhadap sejumlah desa dan kampung yang dinilai memiliki potensi unggul di bidang ketahanan pangan.
“Saat ini masih proses verifikasi data dan dokumen serta cek semua kegiatan desa-desa yang masuk nominasi, untuk kami tunjuk sebagai desa terbaik kategori ketahanan pangan,” tutur Arianto saat dikonfirmasi media ini melalui telepon seluler, Jumat, 23 Mei 2025.
Menurut Arianto, verifikasi menyeluruh penting dilakukan agar desa yang nantinya dikirim benar-benar mampu merepresentasikan semangat kemandirian dan ketahanan pangan yang menjadi fokus utama lomba. Evaluasi tidak hanya mencakup dokumen administratif, tetapi juga pelaksanaan program-program desa yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi masyarakat.

Festival Bangun Desa Indonesia 2025 diharapkan menjadi panggung nasional yang memperlihatkan keberhasilan desa-desa dalam menjawab tantangan pembangunan dari akar rumput. Lebih dari sekadar lomba, ajang ini merupakan refleksi dari semangat gotong royong, inovasi lokal, serta kemampuan desa dalam mengelola sumber daya secara mandiri dan berkelanjutan.
Arianto berharap partisipasi Kutai Kartanegara bisa menjadi pemicu semangat baru bagi desa-desa di Kalimantan Timur untuk terus berbenah dan berkembang. Ia juga mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah kecamatan dan para pendamping desa, untuk turut berperan aktif dalam proses seleksi dan pembinaan desa yang akan mewakili daerah. (adv/mat)