
LOLENG : KUTAI KARTANEGARA – Di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-80, ironi masih menyelimuti sejumlah wilayah pelosok negeri. Masyarakat Desa Loleng, misalnya, masih harus bergulat dengan kegelapan akibat belum terjangkau jaringan listrik. Kekecewaan pun tak terhindarkan, mengingat keterbatasan ini telah dirasakan sejak lama tanpa ada respons positif dari pihak terkait. Bahkan, beberapa rumah di Loleng masih gelap gulita, memaksa warga untuk terus menyuarakan keluhan mereka. Pemerintah desa justru mengarahkan warga untuk berkoordinasi langsung dengan PLN.
Rafii, Kepala Desa Loleng, mengakui bahwa masih ada sejumlah warganya yang belum teraliri listrik. Oleh karena itu, pemerintah desa terus berikhtiar dan berjanji untuk menuntaskan masalah kelistrikan di wilayahnya. “Kami sudah menjalin komunikasi dengan pihak PLN untuk pemasangan jaringan listrik. Namun, semua itu memerlukan proses dan tahapan,” jelas Rafii.
Ia menjelaskan bahwa pemasangan jaringan listrik baru memerlukan pertimbangan matang. Pihak PLN, katanya, akan melakukan kalkulasi terhadap potensi keuntungan dan kerugian sebelum memutuskan untuk melakukan investasi. “PLN tentu akan melihat apakah pemasangan jaringan baru ini menguntungkan atau tidak. Jika biaya yang dikeluarkan sepadan dengan potensi pendapatan, pemasangan pasti akan dilakukan,” ujarnya.
Namun, Rafii menegaskan bahwa pemerintah desa tidak akan menyerah dalam memperjuangkan hak masyarakat untuk mendapatkan akses listrik. “Kami akan terus mencari cara agar seluruh warga dapat menikmati layanan listrik yang terjangkau,” jelasnya. (adv)