
TENGGARONG – Pelaksana Tugas (Plt) Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara, Emy Rosana Saleh, mengatakan pentingnya sekolah menanamkan kebiasaan baik kepada siswa sebagai bagian dari pembentukan karakter peduli lingkungan.
Upaya tersebut salah satunya dilakukan melalui penerapan jurnal kebiasaan baik di sekolah.
Menurut Emy, pencatatan sederhana mengenai perilaku sehari-hari dapat menjadi media pembelajaran efektif. Melalui jurnal tersebut, siswa dilatih untuk membiasakan sikap positif, mulai dari membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik, hingga menjaga kebersihan serta fasilitas sekolah.
“Pembiasaan ini idealnya sudah dikenalkan sejak awal masa sekolah. Pada masa pengenalan lingkungan sekolah, guru dan siswa bisa menyepakati aturan serta budaya positif yang akan dijalankan bersama,” kata Emy, Sabtu, 13 September 2025.
Selain melalui jurnal, sejumlah sekolah juga telah mengembangkan program bank sampah. Skema ini tidak hanya mengajarkan siswa cara memilah dan mengurangi sampah plastik, tetapi juga memperkenalkan nilai ekonomis dari pengelolaan sampah.
Di SMP Negeri 3 Tenggarong misalnya, kerja sama dengan Bank Sampah Kelurahan Melayu mampu menghasilkan hingga 40 kilogram sampah plastik yang terkumpul setiap pekan.
“Ini bukan hanya soal kebersihan, tapi juga pembentukan karakter peduli lingkungan,” ujar Emy.
Ia menilai inisiatif SMPN 3 Tenggarong dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain di Kukar. Selain memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitar, program tersebut juga menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap persoalan kebersihan yang kerap diabaikan.
Emy menambahkan, contoh lain dapat dilihat dari SMPN 6 Tenggarong yang berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata. Sekolah ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga mengembangkan kreativitas siswa dengan memanfaatkan limbah organik hingga menciptakan produk turunan seperti asam amino.
Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan bahwa pendidikan karakter bisa berjalan seiring dengan kepedulian terhadap lingkungan.
“Kalau anak-anak sudah terbiasa sejak dini, maka karakter peduli lingkungan akan terbawa hingga dewasa,” kata Emy.
Ia berharap semakin banyak sekolah yang berani berinovasi dalam menumbuhkan budaya peduli lingkungan, sehingga gerakan ini dapat berkembang lebih luas di kalangan pelajar Kukar. (adv/mti)