Berita Terbaru

“Saat Guru Menjadi Murid: Kukar Siapkan Transformasi Pembelajaran Dasar yang Lebih Bermakna” Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka
Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, menerima penghargaan dari Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri.

TENGGARONG – Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat, berhasil meraih penghargaan dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kutai Kartanegara berkat terobosan yang mereka sebut sebagai Bazar Perpustakaan Mahardika Gerakan Literasi untuk Kesejahteraan Masyarakat Desa.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Bupati Kutai Kartanegara, Aulia Rahman Basri, kepada Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, dalam acara yang digelar di Ruang Serbaguna Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar pada Selasa, 23 September 2025.

Lilik Hendrawanto menjelaskan bahwa inovasi ini lahir pada 2024 sebagai bentuk kesadaran kolektif bahwa peran perpustakaan di desa tidak hanya sebatas tempat membaca.

Menurutnya, perpustakaan dapat menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menyalurkan gagasan, mengasah keterampilan, dan membangun jejaring sosial yang lebih produktif.

Lilik Hendrawanto saat diwawarncara wartawan

“Inovasi tersebut diperkenankan pada tahun 2024, di mana perpustakaan tersebut melakukan upaya-upaya kolaborasi dengan masyarakat bahwasanya peran perpustakaan itu sangat penting,” ujar Lilik.

Ia menambahkan, konsep literasi yang dikembangkan di Desa Kota Bangun III tidak hanya berhenti pada aktivitas membaca dan menulis.

Lebih jauh, literasi diartikan sebagai upaya memfasilitasi aspirasi warga, kemudian meramunya dalam sebuah kegiatan kolektif. Dari situlah lahir ide menggelar Bazar Literasi Perpustakaan yang memadukan aspek budaya, pendidikan, dan ekonomi kreatif masyarakat desa.

Bazar literasi ini menjadi wadah interaksi sekaligus ruang ekspresi warga untuk menampilkan produk lokal, karya tulis, hingga kegiatan seni.

Menurut Lilik, model semacam ini memperlihatkan bahwa perpustakaan desa dapat bertransformasi menjadi pusat peradaban kecil yang menyokong kesejahteraan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci utama keberhasilan program tersebut. Tanpa keterlibatan aktif masyarakat, kata Lilik, perpustakaan tidak akan memiliki daya tarik yang cukup untuk menjadi episentrum kegiatan desa.

“Literasi sendiri bukan hanya tentang membaca tetapi lebih dari itu menampung aspirasi masyarakat kemudian dirangkum dalam sebuah kegiatan yang diberi nama bazar literasi perpustakaan,” tuturnya.

Langkah Desa Kota Bangun III ini sekaligus memperlihatkan bahwa pengembangan literasi dapat memberikan dampak langsung pada kehidupan sosial dan ekonomi warga.

Dengan penghargaan yang diterima dari BRIDA, Lilik berharap program ini bisa diperluas dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kutai Kartanegara. (adv)