Berita Terbaru

“Saat Guru Menjadi Murid: Kukar Siapkan Transformasi Pembelajaran Dasar yang Lebih Bermakna” Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka
Plt Sekretaris Disdikbud Kukar, Pujianto

TENGGARONG Di sebuah sekolah dasar di Kutai Kartanegara (Kukar), tawa anak-anak terdengar riuh saat mereka membicarakan hal yang sama: seragam baru yang akan segera datang. Bukan sembarang kabar, sebab tahun ini, Pemerintah Kabupaten Kukar menyiapkan anggaran sebesar Rp64 miliar untuk membiayai program seragam sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP.

Program ini menjadi angin segar bagi banyak keluarga. Di tengah biaya hidup yang kian menanjak, membeli perlengkapan sekolah bisa menjadi beban tersendiri. Tapi tahun ini, beban itu perlahan diangkat oleh kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, menyebutkan, seluruh penyaluran dilakukan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Skema ini dipilih agar pelaksanaan lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masing-masing siswa.

“Kalau dikelola langsung oleh sekolah, ukuran seragam bisa disesuaikan. Tidak ada yang terbuang,” ujarnya.

Bantuan yang diberikan tidak hanya seragam. Sepatu, tas, dan perlengkapan sekolah lain juga menjadi bagian dari paket yang disiapkan pemerintah. Tujuannya sederhana: agar setiap anak berangkat ke sekolah dengan rasa bangga dan percaya diri yang sama.

Di sisi lain, Plt Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Pujianto, memastikan program ini menjangkau lebih luas. Bahkan anak-anak di PAUD juga kebagian dukungan, dengan besaran yang disesuaikan.

“PAUD mendapat Rp1,2 juta per anak, SD Rp1,5 juta, dan SMP Rp1,8 juta,” jelasnya.

Seluruh anggaran kini telah siap, hanya menunggu Peraturan Bupati (Perbup) sebagai dasar pencairan. Begitu aturan itu diteken, sekolah langsung bisa menyalurkan bantuan kepada siswa.
Jika tak ada aral melintang, program ini mulai berjalan pada September 2025.

Menariknya, meski Pemkab Kukar sedang melakukan efisiensi di beberapa sektor, program seragam gratis tetap menjadi prioritas. “Untuk seragam tidak ada perubahan, tetap aman,” tegas Pujianto.

Lebih dari sekadar bantuan pakaian sekolah, program ini menjadi simbol keberpihakan pemerintah terhadap pendidikan dasar. Di balik angka Rp64 miliar, tersimpan harapan besar: agar tidak ada lagi anak Kukar yang merasa berbeda hanya karena tak punya seragam baru.

Karena di ruang kelas, yang seharusnya membedakan hanyalah semangat belajar—bukan pakaian yang dikenakan. (adv)