
Tenggarong – Spanduk warna-warni bertuliskan Festival Erau 2025 sudah terpasang, menandai satu hal yang selalu dinanti warga Kutai Kartanegara (Kukar): Belimbur, prosesi siram-siraman air yang menjadi penutup penuh sukacita dari rangkaian budaya tahunan itu.
Meski belum digelar, semangat warga sudah tampak mengalir deras. Belimbur bukan sekadar pesta air — ia adalah simbol kebersamaan dan rasa syukur atas kelimpahan yang diberikan alam. Dalam prosesi ini, siapa pun boleh bergabung, tanpa batas usia atau status. Semua melebur dalam tawa dan guyuran air yang sama.
Namun, di balik riuh antusiasme itu, pemerintah daerah bergerak menyiapkan banyak hal. Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), memastikan seluruh kebutuhan teknis dan keamanan siap sebelum hari pelaksanaan.
Salah satu yang menjadi perhatian utama tahun ini adalah penyediaan air bersih di sejumlah titik strategis. Langkah ini diambil sebagai antisipasi berkurangnya debit air Sungai Mahakam yang biasa digunakan untuk prosesi.
“Air bersih ini penting supaya masyarakat tidak sembarangan mengambil dari sumber kotor yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan,” ujar Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor, Minggu (7/9/2025).
Selain aspek kesehatan, pemerintah juga menyiapkan pengamanan terpadu bekerja sama dengan Polres Kukar, Kodim, Satpol PP, hingga Dinas Perhubungan, guna memastikan prosesi berlangsung aman dan tertib. Arus lalu lintas di sekitar lokasi acara akan diatur agar masyarakat dapat menikmati Belimbur dengan nyaman.
Thauhid mengingatkan, Belimbur bukan hanya tentang bermain air dan bersenang-senang. Lebih dari itu, ia merupakan warisan budaya yang mengajarkan kebersamaan, kebersihan hati, dan penghormatan pada alam.
“Seru-seruan boleh, tapi jangan sampai meninggalkan sampah atau membuat suasana kacau. Esensi Belimbur adalah kebersamaan yang bersih dan gembira,” ujarnya.
Persiapan demi persiapan kini tengah dilakukan. Warga menunggu saat ketika air mulai diguyurkan, musik tradisional berdentum, dan tawa pecah di antara basahnya wajah-wajah bahagia.
Tahun demi tahun, Belimbur tak hanya menjadi puncak pesta budaya, tetapi juga ruang perjumpaan. Tempat di mana orang-orang dari berbagai penjuru Kukar datang bukan sekadar untuk basah, melainkan untuk merayakan kebersamaan — sebuah tradisi yang tak lekang oleh waktu.
Dan sebentar lagi, seperti setiap tahun sebelumnya, tetes air dari Mahakam akan kembali menyalakan sukacita di hati siapa pun yang merasakannya. (adv)