
Tenggarong – Suara langkah kecil anak-anak memecah kesunyian pagi di sebuah sekolah dasar di Tenggarong. Dindingnya retak halus, catnya mulai pudar, namun tawa riang tetap memenuhi udara. Dari jauh, terlihat papan nama sekolah yang masih berdiri tegak, meski catnya sudah mulai mengelupas oleh panas dan hujan.
Di balik suasana itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara sedang menata ulang langkahnya. Beberapa proyek pembangunan dan rehabilitasi sekolah yang dijadwalkan tahun ini harus diundur.
Bukan karena keinginan, tetapi karena realita: penyesuaian anggaran membuat sebagian rencana besar harus menunggu giliran.
“Rasionalisasi anggaran memang membuat beberapa kegiatan fisik terpaksa digeser,” tutur Pujianto, Pelaksana Tugas Sekretaris Disdikbud Kukar, dengan nada yang lebih menenangkan daripada kecewa.
“Tapi yang pasti, pelayanan pendidikan tetap kami jaga semaksimal mungkin.”
Menunda bukan berarti berhenti. Itulah cara Disdikbud menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan daerah.
Sambil menunggu kesempatan membangun gedung baru, perhatian kini diarahkan pada pemeliharaan fasilitas sekolah yang sudah ada
Pujianto menyebut, menjaga gedung sekolah agar tetap layak digunakan adalah bagian dari tanggung jawab bersama.
“Kadang, perawatan kecil yang dilakukan dengan disiplin justru memperpanjang usia bangunan. Kita dorong kepala sekolah dan guru untuk ikut merawat apa yang sudah ada,” katanya.
Namun pekerjaan rumah Disdikbud tak berhenti di situ. Tahun ini, mereka juga mempercepat penataan administrasi aset sekolah, sebuah pekerjaan yang selama ini kerap tertunda.
“Masalah aset ini selalu jadi catatan tahunan,” ujarnya tersenyum tipis. “Jadi sekarang kita percepat, supaya lebih tertib dan tidak menumpuk di akhir tahun.”
Bagi sebagian orang, kabar penundaan mungkin terdengar seperti langkah mundur. Tapi bagi Disdikbud Kukar, justru di sinilah ruang untuk berbenah dibuka lebar.
Karena pembangunan pendidikan tidak hanya diukur dari berapa banyak ruang kelas yang berdiri, tetapi juga seberapa siap sistem dan manusianya untuk merawat hasil pembangunan itu kelak.
“Program ini tidak dibatalkan,” tegas Pujianto di akhir percakapan. “Hanya ditunda. Kami tetap optimistis rencana ini akan berjalan, meski waktunya sedikit bergeser.” (adv)