Berita Terbaru

“Saat Guru Menjadi Murid: Kukar Siapkan Transformasi Pembelajaran Dasar yang Lebih Bermakna” Transformasi Layanan Desa! DPMD Kukar Pastikan Posyandu All-in-One Terdaftar Resmi di Kemendagri Anggaran Kembali “Normalalisasi” DPMD Kukar Gelar Lomba TTG 2025: Siap Cetak Inovator Desa Lewat Penilaian Terbuka
Suasana pelatihan literasi dan numerasi bagi guru sekolah dasar se-Kukar di Ballroom Hotel Grand Fatma, Tenggarong. Ratusan pendidik tampak antusias mengikuti sesi berbagi strategi pembelajran aktif dan menyenangkan yang digelar Disdikbud Kukar.

TENGGARONG – Di ruang megah Ballroom Hotel Grand Fatma, suara tawa dan diskusi para guru terdengar bersahutan. Di antara catatan dan alat peraga, semangat belajar itu terasa hidup. Hari itu, 318 guru dari 159 sekolah dasar di Kabupaten Kutai Kartanegara kembali menjadi “murid” — belajar untuk mengajar dengan cara yang lebih bermakna.

Selama dua hari pelatihan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar menghadirkan pelatihan literasi dan numerasi yang berfokus pada satu hal: menghidupkan kembali jiwa pembelajaran di ruang kelas dasar.

Kegiatan ini bukan sekadar formalitas pelatihan, melainkan bagian dari perjalanan panjang untuk memperkuat kualitas pendidikan di Kukar. Melalui kerja sama dengan PT Nalla Rekayasa Teknologi (Ekselo), para peserta mendapat kesempatan belajar langsung dari narasumber nasional, Raden Roro Khory Nuria, seorang kepala sekolah teladan dari Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pelatihan ini menitikberatkan pada strategi pembelajaran aktif dan menyenangkan, sebuah pendekatan yang diyakini mampu menumbuhkan minat siswa terhadap membaca dan berhitung. Para guru tidak hanya duduk mendengar, tetapi juga berdiskusi, mempraktikkan permainan edukatif, serta mencoba alat peraga yang bisa digunakan di kelas.

“Kita ingin anak-anak senang dulu saat belajar. Kalau mereka senang, mereka akan memahami lebih cepat,” kata salah satu peserta pelatihan dengan mata berbinar.

Kepala Bidang Pendidikan SD Disdikbud Kukar, Ahmad Nurkhalis, menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang agar para guru tidak hanya memahami teori, tetapi juga menguasai keterampilan teknis.

“Kami ingin guru bisa menyesuaikan cara mengajar sesuai karakter dan kebutuhan siswa. Tidak semua anak belajar dengan cara yang sama,” ujarnya.

Selain pelatihan, Disdikbud Kukar juga berencana mendistribusikan alat peraga pembelajaran ke sekolah-sekolah secara bertahap. Menurut Nurkhalis, hal ini penting agar setiap guru memiliki sarana pendukung untuk menghidupkan proses belajar di kelas.

“Insya Allah, semua sekolah akan mendapatkan bantuan alat peraga. Kami lakukan secara bertahap agar merata,” tambahnya.

Program pelatihan ini sejalan dengan semangat Merdeka Belajar — memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi tanpa kehilangan arah capaian kompetensi. Bagi Disdikbud Kukar, guru bukan sekadar pelaksana kurikulum, melainkan jiwa utama yang menentukan wajah pendidikan di daerah.

“Kalau kita ingin hasil pendidikan membaik, guru harus diberi ruang belajar terus-menerus,” tegas Nurkhalis.

Pelatihan ini diharapkan menjadi awal dari gerakan pembelajaran berkelanjutan bagi guru di seluruh Kukar, termasuk mereka yang mengajar di wilayah pedalaman. Dari forum kecil di tengah kota Tenggarong ini, semangat baru dibawa pulang ke setiap ruang kelas — untuk menyalakan kembali cahaya pengetahuan di mata anak-anak.

Di tangan para guru itulah, literasi dan numerasi bukan sekadar angka dan huruf. Ia menjelma menjadi jembatan yang menghubungkan anak-anak Kukar dengan masa depan yang lebih luas. (adv)