
TENGGARONG – Kutai Kartanegara (Kukar) kembali mencatat prestasi di kancah seni nasional. Empat maestro seni asal daerah ini tampil memukau dalam Panggung Maestro ke-VIII, yang berlangsung di Museum Nasional Jakarta pada 11–12 Juli 2025.
Acara bergengsi yang digagas Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Yayasan Bali Purnati tersebut menghadirkan maestro dari berbagai daerah, termasuk Kukar. Keempat maestro dari Kukar membawakan ragam seni tradisional khas daerah, mulai dari tari Gong, tarsul, gambus, hingga hudoq, yang sarat nilai sejarah dan filosofi lokal.
M. Saidar, Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kukar, menyampaikan bahwa partisipasi para maestro ini menjadi momen penting untuk mengenalkan budaya Kukar ke tingkat nasional.
“Keempat maestro ini membawa identitas budaya Kukar ke Jakarta. Penampilan mereka bukan hanya memukau, tetapi juga menunjukkan kekayaan seni tradisi yang harus kita lestarikan,” ujarnya, Senin (21/7/2025).
Sebagai bentuk apresiasi, Disdikbud Kukar akan memberikan anugerah budaya kepada para maestro atas dedikasi mereka dalam menjaga dan mengembangkan warisan seni daerah. Saidar menekankan bahwa karya mereka tidak sekadar ekspresi seni, tetapi juga menjadi magnet budaya yang memperkuat citra Kukar di mata nasional.
Lebih jauh, Disdikbud berencana melakukan pembinaan lanjutan agar para maestro dapat tampil di berbagai panggung, baik lokal, nasional, maupun internasional. Pendekatan ini bertujuan agar seni tradisional Kukar terus dikenal dan dihargai secara luas.
“Selain penghargaan, kami ingin memastikan karya mereka bisa tampil lagi di event-event berikutnya. Kolaborasi dengan OPD lain juga penting, sehingga setiap kegiatan resmi daerah bisa menghadirkan para maestro sebagai wakil budaya Kukar,” jelas Saidar.
Menurutnya, dukungan semacam ini sangat penting agar seni tradisional tetap hidup dan berkembang. Apresiasi publik, ruang tampil, dan pembinaan berkelanjutan akan membuat karya budaya para maestro terus lestari.
“Harapannya, prestasi ini menjadi awal yang baik untuk memperkuat peran maestro seni Kukar dan memperluas kesempatan mereka tampil, sehingga budaya Kutai semakin dikenal luas,” tutup Saidar. (adv)
