Berita Terbaru

Delapan Warga Ditetapkan Tersangka, Pengacara Gunawan Turun Tangan secara Sukarela Digitalisasi Pelayanan Publik Permudah Urusan Administrasi Warga Loa Ulung Embung Muhuran Mulai Hasilkan Panen Melimpah, “Kami” Terkejut Ikan Mengumpul Ber-ton-ton
Tampilan awal website resmi Desa Kersik yang kini menjadi pusat informasi digital masyarakat.

TENGGARONG – Upaya modernisasi layanan publik di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, terus bergerak maju. Pemerintah desa kini mempercepat transformasi digital di bidang administrasi agar pelayanan menjadi lebih cepat, efisien, dan terdokumentasi dengan baik.

Kepala Desa Kersik, Jumadi, mengatakan bahwa proses digitalisasi telah berlangsung bertahap selama dua tahun terakhir. Saat ini pemerintah desa fokus menyempurnakan fitur dan penginputan data pada website desa, yang diproyeksikan menjadi pusat informasi dan dokumentasi digital.
“Alhamdulillah, digitalisasi berjalan lancar. Tahun ini kami ada program peningkatan, baik untuk data ekonomi, sosial, maupun geografis,” ujarnya, Rabu (12/11/2025).

Website desa kersik.desa.id sebenarnya sudah aktif cukup lama, namun kini tengah dikembangkan menjadi lebih detail dan informatif. Berbagai data penting seperti kepemilikan lahan, kondisi ekonomi masyarakat, hingga dokumentasi pelayanan administrasi akan disajikan secara lebih transparan dan bisa diakses publik mulai tahun depan.

Dalam pelayanan harian, Pemdes Kersik juga telah mengoperasikan sistem digital untuk mencatat seluruh dokumen masyarakat. Mulai dari data kematian, surat keterangan, hingga arsip administrasi lainnya kini tersimpan aman dalam basis data desa.


“Semua dokumen sudah kami digitalisasi. Pengurusannya juga tercatat lengkap, meski tidak semua muncul di website karena ada aplikasi khusus untuk administrasi,” jelas Jumadi.

Meski fasilitas digital telah tersedia, tantangan baru muncul dari rendahnya literasi digital masyarakat. Banyak warga masih memilih datang langsung ke kantor desa ketimbang memanfaatkan layanan melalui aplikasi.
“Masyarakat sebenarnya bisa mengurus lewat Android dan selesai dari rumah. Tapi kenyataannya banyak yang lebih senang datang langsung. Mungkin karena penggunaan HP masih terbatas untuk media sosial,” tuturnya.

Generasi dewasa dan lansia menjadi kelompok yang paling enggan menggunakan layanan digital. Faktor kurangnya pemahaman teknologi membuat pelayanan tatap muka masih dianggap cara paling mudah.
Namun bagi pemerintah desa, digitalisasi tidak hanya untuk mempermudah warga, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan data bagi pemerintah daerah, lembaga eksternal, hingga pihak-pihak yang membutuhkan informasi desa secara cepat dan akurat.

“Digitalisasi ini banyak manfaatnya, bukan hanya untuk warga. Data desa dibutuhkan banyak pihak. Karena itu kami tidak boleh berhenti mengembangkan layanan digital,” pungkasnya. (adv)