Berita Terbaru

Delapan Warga Ditetapkan Tersangka, Pengacara Gunawan Turun Tangan secara Sukarela Digitalisasi Pelayanan Publik Permudah Urusan Administrasi Warga Loa Ulung Embung Muhuran Mulai Hasilkan Panen Melimpah, “Kami” Terkejut Ikan Mengumpul Ber-ton-ton

LOA ULUNG – TENGGARONG SEBERANG — Upaya Desa Loa Ulung menuju status desa mandiri semakin terlihat nyata. Pemerintah desa mencatat kemajuan signifikan dalam pelaksanaan program 6 Standar Pelayanan Minimal (SPM) selama tahun 2025, dengan progres mencapai 75 hingga 80 persen. Capaian tersebut disampaikan Kepala Desa Loa Ulung, Hermi Kuaria, saat ditemui pada Kamis (20/11/2025).

Sejak awal tahun, SPM menjadi fokus utama pemerintah desa untuk memperkuat pelayanan dasar sekaligus meningkatkan kualitas pemberdayaan masyarakat. Dorongan tersebut juga sejalan dengan arahan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Tanggapannya sih baik, karena salah satunya dari kepala dinas DPMD ingin bahwa desa itu menjadi desa mandiri,” kata Hermi.

Menurutnya, program SPM yang dijalankan di Loa Ulung tergolong program unggulan karena menyentuh langsung aspek pemberdayaan masyarakat yang menjadi inti pembangunan desa.
“Program unggulannya adalah untuk pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Hermi menjelaskan bahwa capaian 75–80 persen tersebut diperoleh melalui dukungan anggaran yang mengalir bertahap ke desa. Proses pencairan yang berkelanjutan memungkinkan berbagai kegiatan SPM berjalan serentak, baik pembangunan fasilitas dasar maupun kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat.

“Realisasinya sudah berjalan, sedang berjalan, dan saat ini mungkin sudah 75% sampai 80%,” katanya.

Meski demikian, masih ada sekitar 20 persen program yang tengah diselesaikan. Beberapa di antaranya menyangkut layanan dasar dan program khusus yang memerlukan pendampingan lebih intensif.

Di balik kemajuan tersebut, Loa Ulung tetap menghadapi hambatan, terutama dari sisi geografis. Letaknya yang berada di ujung wilayah dan tidak dilintasi desa lain membuat berbagai kegiatan pemberdayaan tidak selalu mudah dijalankan.

“Kendala itu memang ada. Pertama, karena desa Loa Ulung ini paling ujung, tidak dilewati desa lain,” jelas Hermi.

Agar desa semakin dikenal, pemerintah desa aktif menggelar kegiatan wisata dan event untuk menarik kunjungan sekaligus memperkenalkan potensi lokal.
“Kami harus mengenalkan desa ini melalui wisata, melalui event-event,” tuturnya.

Meski berbagai tantangan masih dihadapi, Hermi memastikan bahwa pemerintah desa tetap berkomitmen menuntaskan seluruh program SPM. Ia berharap dukungan pemerintah daerah terus berkelanjutan agar target Loa Ulung menjadi desa mandiri dapat tercapai sesuai harapan.

Dengan progres yang telah mendekati rampung, Loa Ulung kini berada di jalur yang tepat menuju desa yang kuat secara kelembagaan, mandiri secara ekonomi, dan bertumbuh melalui pemberdayaan masyarakat. (adv)