
SAMARINDA – PERSPEKTIF.INFO- Di tengah proses relokasi ke Kampus A di Jalan HAMM Rifaddin, SMAN 10 Samarinda tengah mempersiapkan langkah strategis dalam dunia pendidikan. Sekolah unggulan ini akan mengimplementasikan program nasional bertajuk Jalur Luar Negeri, sebagai bagian dari inisiatif SMA Garuda yang selaras dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Program ini dirancang untuk memperluas kesempatan bagi pelajar Indonesia, khususnya dari Kalimantan Timur, agar dapat melanjutkan studi ke luar negeri melalui jalur pendidikan formal yang terstruktur dan didukung penuh oleh negara.

“Targetnya cuma satu, yaitu sebanyak mungkin siswa Indonesia melanjutkan pendidikan ke luar negeri,” ujar Kepala SMAN 10 Samarinda, Fathur Rachim.
“Karena itu, kami buka satu program yang dinamakan Jalur Luar Negeri.”
Meski animo masyarakat terhadap studi luar negeri dinilai masih rendah, Fathur menegaskan bahwa peluang yang ditawarkan sangat besar.
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bersama dengan program Beasiswa Garuda, telah menyiapkan skema pembiayaan penuh bagi siswa yang lolos seleksi 100 besar.”Sayangnya, banyak orang tua dan siswa masih lebih memilih melanjutkan studi di dalam negeri.
Padahal beasiswanya sangat besar. Melalui media ini kami ingin menegaskan bahwa seluruh biaya—mulai dari pendaftaran, tes TOEFL, hingga biaya studi—akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah,” jelasnya.
Program Jalur Luar Negeri ini akan dimasukkan dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMAN 10 Samarinda.
Para siswa yang memilih jalur ini diwajibkan menandatangani kesepakatan awal dan menyusun dokumen Individual Study and Education Intent (ISEI). Dokumen ini mencakup rencana studi, negara tujuan, jurusan yang akan diambil, serta komitmen kontribusi yang akan diberikan setelah kembali ke Indonesia—terutama ke Kalimantan Timur.
“Kalau tidak ada komitmen sejak awal, ujung-ujungnya mereka akan tetap memilih studi di dalam negeri. Padahal, ini adalah jalur khusus luar negeri,” tegas Fathur.
“Arahan dari pimpinan juga sudah jelas: siswa yang masuk SMAN 10 wajib melanjutkan kuliah. Tidak boleh langsung bekerja.”
Fathur juga menegaskan bahwa dukungan terhadap program ini datang dari berbagai pihak.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyiapkan skema pembiayaan pendidikan gratis.Selain itu, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kemendikbudristek juga akan membantu menanggung kebutuhan administratif seperti tes TOEFL dan persiapan dokumen keberangkatan.
“Dengan semua dukungan ini, rasanya sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak melanjutkan studi ke luar negeri. Peluang ini sangat besar dan sayang jika dilewatkan,” pungkasnya. (RL)