Berita Terbaru

Delapan Warga Ditetapkan Tersangka, Pengacara Gunawan Turun Tangan secara Sukarela Digitalisasi Pelayanan Publik Permudah Urusan Administrasi Warga Loa Ulung Embung Muhuran Mulai Hasilkan Panen Melimpah, “Kami” Terkejut Ikan Mengumpul Ber-ton-ton

LOA ULUNG – TENGGARONG SEBERANG — Dorongan untuk membuka akses jalan tembus dari Desa Loa Ulung menuju Desa Tanjung Batu kembali menguat. Kepala Desa Loa Ulung, Hermi, menegaskan bahwa pembangunan jalur penghubung tersebut telah menjadi aspirasi lama masyarakat dan terus ia perjuangkan setiap tahun.

Meski usulan telah berulang kali disampaikan dalam forum perencanaan kabupaten, realisasinya hingga kini belum juga terlihat. Namun hal itu tak menyurutkan tekadnya.
“Pokoknya jalan tembus itu tidak pernah ibu tidak masukkan, tapi memang belum terrealisasi,” jelas Hermi saat ditemui Kamis (20/11/2025).

Bagi Hermi, jalan ini bukan sekadar proyek fisik. Ia memandangnya sebagai warisan penting yang ingin ia tinggalkan untuk kemajuan desa.
“Harapannya tuh ingin sekali, sebelum saya selesai masa jabatan, itulah yang ingin ibu tinggalkan sebagai nama,” ujarnya.

Ia tidak menampik bahwa kemungkinan dirinya kembali maju dalam pemilihan kepala desa dapat saja terjadi. Namun, keputusan masyarakat tidak dapat ditebak, sehingga ia ingin memastikan prioritas ini terwujud selama masa jabatannya yang sekarang.

Saat ini, warga Loa Ulung harus mengambil rute panjang untuk menuju pusat kecamatan. Dengan adanya jalan tembus ke Tanjung Batu, mobilitas akan menjadi jauh lebih efisien karena jaraknya lebih dekat.
“Kadang-kadang itu untuk ke kecamatan itu jaraknya terlalu jauh,” ungkap Hermi.

Lebih dari sekadar efisiensi waktu, jalur baru ini diyakini mampu mengangkat aktivitas ekonomi. Loa Ulung akan berubah menjadi desa yang dilewati masyarakat luar, sehingga peluang usaha warga pun meningkat.
“Setidaknya ibu bisa meninggalkan jabatan ini dengan tenang, karena sudah ada jalan tembus Loa Ulung ke Tanjung Batu, biar desa ini dilewati orang,” katanya.

Hermi menegaskan bahwa pembangunan jalan sama sekali tidak akan merambah kawasan hutan rimba, karena jalur yang direncanakan melewati kebun milik warga.
“Itu sudah kebun-kebun orang, bukan hutan rimba lagi,” tuturnya.

Desa Tanjung Batu juga disebut memiliki semangat yang sama. Bahkan kedua desa telah berulang kali “berduet” menyuarakan kebutuhan akses tersebut dalam musrenbang.
“Tanjung Batu itu pun ingin tembus ke Loa Ulung, makanya kami ini saling duet,” ucapnya.

Secara teknis, Desa Tanjung Batu hanya membutuhkan pembangunan jalan sekitar dua kilometer untuk mencapai batas desa. Sementara Desa Loa Ulung membutuhkan sekitar enam hingga delapan kilometer jalur tambahan. Meski demikian, Hermi tetap optimistis memperjuangkannya.
“Untuk mencapai batas desa, Tanjung Batu itu hanya perlu membangun sekitar dua kilometer lagi. Sementara Loa Ulung masih butuh pembangunan enam sampai delapan kilometer. Tapi ibu tetap optimistis, karena wilayah Loa Ulung lebih luas dan kebutuhan akses masyarakat sudah sangat mendesak,” pungkasnya. (adv)