
TENGGARONG – Untuk menumbuhkan budaya literasi di kalangan pelajar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) mewajibkan seluruh siswa SMP mengikuti program membaca selama 15 menit setiap pagi sebelum pelajaran dimulai.
Emy Rosana Saleh, Plt Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kukar, menjelaskan bahwa program ini menjadi kelanjutan dari upaya pembinaan literasi dan numerasi yang sudah digalakkan sejak 2022, seiring dengan penerapan Kurikulum Merdeka.
“Kami melakukan pendampingan secara rutin dan memberikan materi penguatan literasi di sekolah-sekolah, agar siswa memiliki kebiasaan membaca yang baik sejak dini,” ujar Emy, Kamis (3/7/2025).
Sebagai dukungan konkret, Disdikbud Kukar telah menyalurkan 1.200 buku literasi dan numerasi ke berbagai SMP pada tahun 2024, yang dapat dijadikan bahan bacaan untuk kegiatan rutin tersebut.
Program membaca ini biasanya dilakukan setelah Gerakan Etam Mengaji Al-Qur’an (GEMA) setiap pagi, sehingga siswa dapat menyeimbangkan kegiatan spiritual dan literasi.
“Setelah GEMA, siswa langsung membaca selama 15 menit. Aktivitas ini telah menjadi bagian dari rutinitas sekolah dan tidak masuk jam pelajaran formal,” jelas Emy.
Untuk memantau efektivitas program, setiap sekolah diwajibkan membuat jurnal literasi, di mana siswa mencatat buku yang dibaca dan menulis ringkasan atau inti bacaan.
“Jurnal ini membantu guru melihat sejauh mana keterbacaan dan pemahaman siswa. Selain itu, menulis ringkasan juga melatih kemampuan berpikir kritis dan analisis,” tambah Emy.
Dengan program ini, Disdikbud Kukar berharap budaya membaca tidak hanya menjadi kegiatan rutin, tetapi juga membentuk karakter siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan meningkatkan kualitas berpikir kritis.
“Tujuan utamanya bukan sekadar membaca, tapi menumbuhkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan membangun karakter anak-anak kita,” tutup Emy. (adv)
