
TENGGARONG – Di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh dunia digital, pendidikan agama menjadi salah satu pilar penting dalam membentuk moral dan karakter generasi muda di Kutai Kartanegara (Kukar).
Muhammad Iswan, Analis Kebijakan Ahli Muda Disdikbud Kukar, menekankan bahwa pembelajaran agama di sekolah tidak boleh berhenti pada hafalan atau teori semata. Nilai-nilai agama harus diimplementasikan dalam perilaku sehari-hari, sehingga menjadi pedoman hidup bagi peserta didik.
“Pendidikan agama harus bersifat kontekstual, relevan dengan dinamika sosial saat ini, dan bisa diterapkan langsung dalam kehidupan,” ujar Iswan, Selasa (15/7/2025).
Menurutnya, kurikulum abad ke-21 menuntut agar siswa memahami ajaran agama sekaligus mampu menginternalisasikannya dalam sikap, interaksi, dan pengambilan keputusan. Dengan pendekatan yang aplikatif, nilai-nilai keagamaan tidak hanya menjadi pelajaran di atas kertas, tetapi menjadi fondasi karakter.
Iswan menekankan pentingnya menempatkan pendidikan agama sebagai bagian integral dari pembentukan karakter. Di era digital ini, tantangan moral generasi muda semakin kompleks akibat arus informasi yang cepat dan pergeseran nilai sosial.
“Pendidikan agama berperan sebagai benteng terakhir untuk menjaga moral dan identitas anak-anak kita. Dengan nilai agama yang kuat, generasi muda bisa menghadapi tantangan global dengan bijak dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Disdikbud Kukar berharap, melalui pembelajaran agama yang lebih aplikatif dan kontekstual, generasi muda tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kokoh, berakhlak mulia, dan siap menjadi penerus bangsa yang berkualitas (adv)
