
TENGGARONG-Penutupan Rembuk dan Expo KTNA Nasional 2025 pada Senin, 23 September 2025, menandai berakhirnya rangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 19 September di halaman parkir Kantor Bupati Kutai Kartanegara.
Empat hari pelaksanaan ini dinilai sukses besar dan bahkan disebut sebagai standar baru bagi agenda serupa di masa mendatang.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mengaku bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada daerah ini sebagai tuan rumah. Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dalam sambutannya menegaskan bahwa keberhasilan kegiatan tidak lepas dari kerja keras panitia dan dukungan berbagai pihak yang terlibat.
Ia sekaligus menyampaikan permohonan maaf apabila masih ada kekurangan pelayanan bagi kontingen dari seluruh Indonesia.
“Semoga pengalaman selama kegiatan bisa menjadi motivasi bagi para peserta. Segala kekurangan tinggalkan di Kukar, sementara hal-hal baik dapat dibawa pulang ke daerah masing-masing,” ujar Aulia.
Rembuk dan Expo KTNA 2025 diproyeksikan sebagai wadah penting untuk mempertemukan gagasan, merumuskan strategi, serta memperkuat program pembangunan pertanian dan kesejahteraan nelayan maupun petani.
Aulia menilai forum ini menjadi momentum strategis dalam mempercepat pembangunan sektor pertanian di daerah.
Apresiasi juga datang dari Ketua KTNA Nasional, Yadi Sofian Noor. Ia mengingatkan bahwa Kutai Kartanegara bukan kali pertama dipercaya menjadi tuan rumah. Pada 2011, daerah ini pernah menggelar Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan yang disebut sebagai penyelenggaraan paling sukses dengan perputaran ekonomi mencapai Rp250 miliar.
“Catatan itu kini kembali terulang melalui Expo 2025, terutama dengan gagasan menggabungkan kegiatan dengan pasar murah dan UMKM. Itu langkah yang tepat momentum,” ucapnya.
Menurut Yadi, capaian tersebut menjadi rujukan bagi penyelenggaraan KTNA di masa mendatang. Ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah dan pengurus KTNA Kukar atas komitmen mereka dalam memastikan kelancaran kegiatan.
“KTNA harus terus hadir di tengah masyarakat dan menjadi bagian dari kemandirian petani, sesuai prinsip dari petani, oleh petani, dan untuk petani,” katanya.

Edi menyampaikan apresiasi sekaligus permohonan maaf atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan.
Forum Rembuk menghasilkan 12 butir kesimpulan. Beberapa poin penting di antaranya adalah dukungan terhadap hilirisasi pembangunan pertanian bersama Kementerian Pertanian, penyediaan pelatihan peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian, serta komitmen mendukung target swasembada beras.
Forum juga menyoroti kebutuhan pupuk yang harus disediakan sesuai kebutuhan, dorongan untuk keberlanjutan pembangunan IKN, serta persiapan data peserta menuju PENAS Petani Nelayan XVII di Gorontalo pada 2026.
Dengan capaian itu, Rembuk dan Expo KTNA 2025 di Kukar bukan hanya meninggalkan kesan mendalam bagi peserta, tetapi juga menegaskan posisi Kutai Kartanegara sebagai salah satu pusat pertemuan penting bagi gerakan pertanian nasiona. (adv)
