Berita Terbaru

Muara Muntai Ilir Bentuk Kawasan Bebas Buta Huruf Hijaiyah Lewat GEMA Mengaji di Setiap RT Festival Batu Bumbun Jadi Panggung UMKM Muara Muntai Ilir Tumbuh dan Dikenal Luas Festival Batu Bumbun Dorong Ekonomi Warga dan Lestarikan Budaya Muara Muntai

TENGGARONG — Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mulai melangkah ke arah baru dalam pengelolaan hasil pertanian. Lewat inovasi produk beras kemasan berlabel khas desa, BUMDes berupaya memperkuat posisi petani lokal agar lebih berdaya di pasar modern.

Kepala Desa Perjiwa, Erik Nur Wahyudi, menuturkan bahwa selama ini hasil panen petani dijual dalam bentuk gabah tanpa identitas, sehingga tidak memiliki nilai jual tinggi. Melalui BUMDes, desa ingin menghadirkan produk yang memiliki merek dan standar mutu jelas.

“Kita ingin beras Perjiwa punya nama dan kualitas yang diakui. Selama ini petani hanya menjual gabah mentah. Dengan adanya kemasan dan branding, nilainya tentu akan jauh lebih tinggi,” ujar Erik, Kamis (24/10/2025).

Ia menjelaskan, saat ini BUMDes tengah mempersiapkan tahap uji coba penggilingan dan pengemasan beras. Setelah itu, akan dilakukan desain merek, promosi, serta distribusi ke toko-toko dan pasar tradisional di sekitar Tenggarong dan sekitarnya.

“Kami tidak ingin terburu-buru, tapi memastikan kualitas produk benar-benar terjaga. Ini bukan hanya soal menjual beras, tapi membangun kepercayaan konsumen terhadap hasil bumi Perjiwa,” tambahnya.

Erik menegaskan, kolaborasi dengan penyuluh pertanian dan instansi teknis tetap dijaga untuk memastikan kualitas gabah dan proses produksi sesuai standar. Pendampingan dilakukan mulai dari tahap tanam hingga panen.

Menurutnya, inisiatif BUMDes ini bukan semata untuk peningkatan ekonomi desa, tapi juga upaya membangun kemandirian pangan di tingkat lokal.

“Kalau program ini berhasil, kita bisa jadi contoh bagaimana desa mampu mengelola potensi pertanian menjadi produk bernilai jual tinggi,” ucapnya optimistis.

Erik berharap, beras kemasan khas Perjiwa nantinya tidak hanya mengangkat nama desa, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.

“Tujuan akhirnya tetap satu — petani harus sejahtera dan bangga dengan hasil taninya sendiri,” tutupnya. (adv)