Berita Terbaru

Muara Muntai Ilir Bentuk Kawasan Bebas Buta Huruf Hijaiyah Lewat GEMA Mengaji di Setiap RT Festival Batu Bumbun Jadi Panggung UMKM Muara Muntai Ilir Tumbuh dan Dikenal Luas Festival Batu Bumbun Dorong Ekonomi Warga dan Lestarikan Budaya Muara Muntai

TENGGARONG – Pemerintah Desa Kota Bangun 2, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), menyiapkan langkah strategis untuk memperkuat perekonomian warga melalui hilirisasi sektor pertanian dan penguatan lembaga desa. Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.

Kepala Desa Kota Bangun 2, Joko Purnomo, mengatakan pada tahun 2026 pemerintah desa akan memfokuskan program pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Merah Putih sebagai garda terdepan dalam menggerakkan ekonomi lokal.

“Kami ingin masyarakat tidak hanya menjual hasil mentah, tetapi juga mampu mengolahnya menjadi produk bernilai tambah. Selama ini kita hanya menjual gabah, ke depan kami dorong warga bisa menghasilkan produk turunan yang punya nilai jual lebih tinggi,” ujar Joko, Rabu (1/11/2025).

Menurutnya, langkah hilirisasi pertanian ini merupakan bentuk adaptasi desa terhadap tantangan ekonomi pasca-pandemi. Desa tidak lagi bergantung pada sektor primer semata, tetapi berusaha membangun rantai ekonomi yang lengkap — mulai dari produksi, pengolahan, hingga pemasaran.

Selain mengembangkan sisi produksi, Joko juga menekankan pentingnya digitalisasi usaha desa. Pemerintah desa kini tengah menjajaki kerja sama dengan lembaga pelatihan untuk memperkenalkan pemasaran digital bagi kelompok tani dan pelaku UMKM setempat.

“Sekarang ini, kalau tidak bisa menjual lewat platform digital, produk kita akan sulit bersaing. Karena itu, masyarakat harus mulai melek teknologi agar bisa memperluas pasar,” jelasnya.

Ia optimistis, sinergi antara pemerintah desa, koperasi, dan BUMDes akan menjadi fondasi kuat bagi pembangunan ekonomi yang mandiri. Melalui kerja sama yang terarah, diharapkan masyarakat dapat mengelola dan memasarkan hasil pertaniannya secara mandiri tanpa bergantung pada tengkulak.

“Kalau masyarakat sudah bisa mengolah dan memasarkan sendiri hasilnya, otomatis desa akan tumbuh lebih kuat dan sejahtera,” pungkas Joko. (adv)