
BALIKPAPAN — Suasana Auditorium Gedung A Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan, Kamis (2/10/2025), dipenuhi semangat dan antusiasme ratusan calon wisudawan Fakultas Pembangunan Berkelanjutan. Di hadapan mereka, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Dr. H. Sunggono memberikan pembekalan inspiratif bertema “Membangun Kompetensi, Menapaki Karir: Mewujudkan Lulusan ITK yang Siap Bersaing di Era Global.”
Acara tersebut turut dihadiri Dekan Fakultas Pembangunan Berkelanjutan Prof. Ir. Alamsyah, S.T., M.T., jajaran pimpinan lembaga, dosen, tenaga kependidikan, serta para orang tua calon sarjana muda. Sebanyak 217 calon wisudawan dari berbagai program studi — mulai dari Teknik Kota, Teknik Sipil, Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Perkapalan, hingga Teknik Lingkungan — bersiap menapaki babak baru perjalanan profesional mereka.
Dalam pembekalannya, Sunggono menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar mewakili pemerintah daerah, tetapi juga bentuk komitmen strategis Pemkab Kukar terhadap dunia pendidikan tinggi dan penguatan sumber daya manusia untuk pembangunan berkelanjutan.
“Ilmu bukan hanya tiket untuk bekerja, tetapi tanggung jawab untuk membangun peradaban,” ujarnya. “Kita membutuhkan insinyur, perencana, dan arsitek muda yang bukan hanya piawai di bidang teknis, tapi juga peka terhadap isu sosial dan lingkungan.”
Menurutnya, para lulusan ITK memiliki peran penting dalam menjawab berbagai tantangan global seperti urbanisasi, perubahan iklim, dan transisi menuju ekonomi hijau. Terlebih, posisi Kalimantan Timur — khususnya Kutai Kartanegara — kini berada di garis depan transformasi nasional seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kukar bukan lagi wilayah penyangga, melainkan bagian dari jantung pembangunan berkelanjutan Indonesia. Di sini, peran generasi muda ITK sangat ditunggu,” ungkap Sunggono.
Ia menyebutkan, Pemkab Kukar telah menyiapkan sejumlah program kolaboratif yang membuka ruang bagi lulusan perguruan tinggi untuk terlibat dalam pembangunan daerah — mulai dari pelatihan fungsional hingga pendampingan perencanaan desa.
Dalam kesempatan itu, Sunggono juga membagikan empat modal utama yang harus dimiliki setiap lulusan: kompetensi teknis yang unggul, etika dan soft skill yang baik, semangat belajar sepanjang hayat, serta kecintaan terhadap tanah kelahiran.
“Menjadi profesional global bukan berarti melupakan akar budaya,” pesannya. “Jadilah insan yang modern dalam berpikir, namun tetap menapak pada nilai-nilai lokal yang membentuk karakter bangsa.”
Ia menutup pembekalan dengan ajakan reflektif bagi para calon wisudawan untuk menjadikan ilmu sebagai sarana pengabdian.
“Apa pun profesinya, ukuran keberhasilan sejati bukan pada jabatan, tapi seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan untuk sesama,” pungkasnya. (adv)
