
TENGGARONG – Udara pagi di tepian Mahakam terasa berbeda ketika rombongan Bupati Kutai Kartanegara memulai perjalanan panjang ke wilayah hulu. Bukan sekadar kunjungan seremonial, enam hari penuh mereka habiskan menyusuri desa-desa terpencil — memantau, berdialog, dan memastikan denyut pembangunan benar-benar hidup di tengah masyarakat.
Di antara rombongan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, tampak selalu berada di barisan terdepan. Ia menuturkan bahwa perjalanan kali ini adalah bagian dari monitoring dan evaluasi menyeluruh terhadap program pembangunan desa di enam kecamatan wilayah hulu, yang berlangsung sejak Kamis (9/10/2025) hingga Selasa (14/10/2025).
“Enam kecamatan yang kami kunjungi yakni Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis, Muara Muntai, Kota Bangun, dan Kota Bangun Darat. Sebenarnya ada tujuh wilayah hulu, hanya saja Kecamatan Tabang sudah lebih dulu dikunjungi Bupati untuk kegiatan adat dan pembangunan sekolah,” ujarnya, pada media ini (17/10/2025).
Bukan perjalanan singkat — setiap malam, rombongan Bupati memilih bermalam di kecamatan yang dikunjungi, menjalin kedekatan dengan warga lewat Safari Subuh, menyapa anak-anak di sekolah, hingga berdiskusi dengan tenaga kesehatan di puskesmas.

Menurut Arianto, agenda padat itu menjadi cara Bupati memastikan bahwa layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan benar-benar bisa dirasakan tanpa hambatan oleh masyarakat.
“Pak Bupati ingin melihat sendiri, bukan hanya lewat laporan. Beliau ingin memastikan warga bisa berobat cukup dengan KTP, dan anak-anak di pelosok tetap mendapat perhatian pendidikan yang sama,” tutur Arianto.
Tak hanya kunjungan simbolik, kegiatan ini juga diwarnai dengan penyerahan bantuan dari sejumlah OPD. Di antaranya, Dinas Perikanan menyalurkan bantuan perahu untuk kelompok nelayan, sementara Dinas Perkim menghadirkan sarana air bersih bagi masyarakat.
Momentum kunjungan pun menjadi ajang silaturahmi sekaligus evaluasi program. Bupati duduk bersama para kepala desa, lurah, dan pengurus RT, mendengarkan langsung aspirasi masyarakat dan meninjau pelaksanaan bantuan keuangan Rp50 juta per RT.
“Dari hasil dialog itu, Bupati ingin memastikan program pemberdayaan masyarakat benar-benar tepat sasaran. Bahkan beliau juga membahas rencana program RTKU Terbaik dengan nilai bantuan yang jauh lebih besar, yakni Rp150 juta,” jelas Arianto.
Lebih dari sekadar kunjungan kerja, perjalanan ini mencerminkan semangat mendekatkan pemerintah dengan rakyat, memastikan pembangunan tak hanya berhenti di pusat kota, tapi mengalir hingga ke tepian dan pelosok desa.
“Intinya, kunjungan ini untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan masyarakat agar pembangunan bisa merata, tanpa ada yang tertinggal,” pungkas Arianto. (adv)
