Berita Terbaru

Muara Muntai Ilir Bentuk Kawasan Bebas Buta Huruf Hijaiyah Lewat GEMA Mengaji di Setiap RT Festival Batu Bumbun Jadi Panggung UMKM Muara Muntai Ilir Tumbuh dan Dikenal Luas Festival Batu Bumbun Dorong Ekonomi Warga dan Lestarikan Budaya Muara Muntai

TENGGARONG – “Desa harus melayani tanpa batas.” Kalimat itu menjadi pegangan Kepala Desa Loa Duri Ulu, Muhammad Arsyad, ketika memperkenalkan inovasi terbaru mereka—Sistem Informasi Desa Berbasis Pelayanan Umum untuk Semua Usia (SIDA-BUSU).

Lewat aplikasi ini, Loa Duri Ulu resmi menapaki langkah baru sebagai pelopor desa digital di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Warga tak lagi perlu antre di kantor desa untuk mengurus surat keterangan, domisili, atau administrasi lainnya. Cukup memindai barcode yang tersedia di setiap RT, mereka bisa mengunggah dokumen dan mengunduh hasil layanan dari rumah.

“Seluruh proses kini bisa dilakukan secara daring. Warga tidak perlu antre, semua data tersimpan otomatis, dan hasilnya bisa dicetak langsung,” ujar Arsyad di Tenggarong, Kamis (30/10/2025).

Aplikasi SIDA-BUSU ini bukan proyek instan. Arsyad menjelaskan, sistem tersebut digagas oleh pemuda lokal desa dan dikembangkan sejak tahun lalu. Setelah melalui serangkaian uji coba dan sosialisasi, kini sistem itu diterapkan penuh dan sudah terintegrasi dengan platform DISAPA-IDAMAN, layanan kependudukan milik Pemerintah Kabupaten Kukar.

Integrasi ini membuat validasi dan pelaporan administrasi desa menjadi jauh lebih cepat dan efisien. “Semua bisa diakses real time. Data langsung tersambung dengan sistem kabupaten, jadi tidak ada lagi penumpukan berkas manual,” katanya.

Menariknya, aplikasi ini juga memberi kemudahan bagi warga yang sedang merantau. Mereka tetap bisa mengurus administrasi tanpa harus pulang ke kampung halaman. “Sekarang warga yang bekerja di luar daerah pun bisa tetap terlayani. Ini bentuk nyata desa melayani tanpa batas,” tutur Arsyad dengan bangga.

Atas terobosan tersebut, Loa Duri Ulu kini ditetapkan sebagai desa percontohan digital di Kukar dan akan mewakili daerah dalam lomba desa digital tingkat nasional. Pemerintah desa pun tengah memperkuat infrastruktur jaringan dan perangkat teknologi agar seluruh warga—termasuk lansia—bisa menikmati layanan digital secara merata.

“Dari anak muda sampai orang tua, semua harus bisa mengakses teknologi ini. Prinsipnya inklusif, transparan, dan mudah digunakan,” pungkas Arsyad. (adv)