Berita Terbaru

“Hadirnya PT KAJ di Persidangan Kedua: Sinyal Terangnya Jalan Menuju Inti Sengketa Lahan Suka Bumi” Tunggakan Retribusi Pasar di Kukar Capai Rp12 Miliar, Terjadi Sejak 2017 KIKA Sebut Banjir Sumatera sebagai “Bencana Kebijakan”, Desak Pemerintah Utamakan Sains dan Hentikan Proyek Nonprioritas
Kepala Desa Karang Tunggal, Sholimin

TENGGARONG – Pemerintah Desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus mendorong pertanian modern dengan menjadikan rumput gajah mini sebagai komoditas andalan baru. Inovasi ini lahir dari semangat desa untuk memperkuat sektor pertanian agar lebih produktif dan berdaya saing.

Kepala Desa Karang Tunggal, Sholimin, mengatakan keberhasilan tersebut berawal dari komitmen pemerintah desa dalam memperkuat fasilitas dan infrastruktur penunjang pertanian. Berbagai bantuan alat mesin pertanian (alsintan) hingga ekskavator mini telah mengubah cara kerja petani yang sebelumnya masih serba manual.

“Petani sekarang jauh lebih mudah mengolah lahan, terutama saat musim tanam. Produktivitas meningkat karena prosesnya lebih cepat dan efisien,” ujar Solimin, pada (3/11).

Ia menambahkan, selain pengadaan alat, desa juga mengalokasikan dana APBDes untuk memperbaiki infrastruktur pertanian seperti pembangunan saluran irigasi, perbaikan jalan usaha tani, dan penyediaan sarana pendukung seperti pos kesehatan lapangan bagi petani.

Tak berhenti di situ, Pemerintah Desa Karang Tunggal juga mendorong diversifikasi ekonomi pertanian melalui Kelompok Wanita Tani (KWT). Kelompok ini diberdayakan untuk mengembangkan produk olahan hasil pertanian dan memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber tambahan penghasilan keluarga.

Rumput gajah mini

“Awalnya rumput gajah mini hanya ditanam untuk kebutuhan lokal. Tapi karena permintaan terus meningkat, kini bisa dipasarkan hingga ke berbagai daerah di Kalimantan Timur,” ungkap Solimin.

Ia menilai keberhasilan ini membuktikan bahwa pertanian tidak selalu harus berkutat pada komoditas konvensional seperti padi atau palawija. Dengan inovasi dan dukungan teknologi, potensi desa bisa dikembangkan menjadi sektor ekonomi baru yang menjanjikan.

“Kalau pemerintah, petani, dan masyarakat terus bersinergi, saya yakin pertanian Karang Tunggal bisa menjadi contoh bagi desa lain di Kukar,” pungkasnya. (adv)