Berita Terbaru

“Hadirnya PT KAJ di Persidangan Kedua: Sinyal Terangnya Jalan Menuju Inti Sengketa Lahan Suka Bumi” Tunggakan Retribusi Pasar di Kukar Capai Rp12 Miliar, Terjadi Sejak 2017 KIKA Sebut Banjir Sumatera sebagai “Bencana Kebijakan”, Desak Pemerintah Utamakan Sains dan Hentikan Proyek Nonprioritas
foto ilustrasi: Perkebunan Sawit

TENGGARONG – Perekonomian Desa Batuq, Kecamatan Muara Muntai, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mulai mengalami perubahan signifikan. Dalam dua tahun terakhir, warga secara mandiri mengembangkan perkebunan kelapa sawit, yang kini menjadi tumpuan baru ekonomi desa.

Kepala Desa Batuq, Suwandi, mengatakan peralihan warga ke sektor perkebunan terjadi secara alami. Sawit dinilai lebih menjanjikan dibanding pertanian musiman yang sangat bergantung pada cuaca.

“Dulu banyak lahan dibiarkan kosong. Sekarang hampir setiap minggu ada warga yang mulai buka lahan baru untuk sawit,” ujar Suwandi, belum lama ini (4/11).

Ia menjelaskan, geliat perkebunan sawit di Batuq tumbuh dari inisiatif masyarakat tanpa bergantung pada bantuan pemerintah. Warga dengan semangat gotong royong mulai mengatur sendiri permodalan, tenaga kerja, hingga proses pembibitan.

“Warga sadar bahwa sawit bisa menjadi tabungan masa depan. Mereka belajar mengelola dari pengalaman, saling bantu antarpetani, dan hasilnya mulai terlihat,” ungkapnya.

Meski prospek ekonomi sawit cukup menjanjikan, pemerintah desa tetap memberikan pendampingan agar pengelolaan lahan berjalan sesuai aturan dan berkelanjutan.

“Kami tekankan agar tidak asal buka lahan. Harus sesuai tata ruang dan tidak menyentuh kawasan lindung,” tegas Suwandi.

Ia berharap, sektor perkebunan sawit bisa memperkuat fondasi ekonomi desa, sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat pada sektor perikanan dan pertanian musiman yang kerap fluktuatif.

“Kalau semuanya dikelola dengan baik, sawit bisa menjadi sumber pendapatan utama dan membuka lapangan kerja baru bagi warga Batuq,” pungkasnya. (adv)